I.
PENDAHULUAN
Untuk dapat mencapai kualitas produk yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang sesuai
dengan keinginan pelanggan. Untuk mewujudkannya perlu suatu filosofi untuk
menghilangkan pemborosan. Selain itu, usaha menghasilkan produk yang bermutu
hanya dapat dicapai bila proses bermutu dapat dicapai. Perbaikan-perbaikan yang
dapat dilakukan penghematan di berbagai bidang hanya dapat dilakukan dalam
suatu proses yang berlangsung panjang dan terus menerus dan berkesinambungan.
Salah satu konsep yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah metode
pembiayaan tradisional. Namun ada alternatif lain dari metode pembiayaan tradisional atas biaya overhead yaitu Metode (Activity Based Costing ) ABC, Konsep ini muncul karena
dianggap metode tradisional tidak tepat dalam mengalokasikan biaya overhead ke
produksi hanya dengan mengandalkan dasar bahan langsung, upah langsung ataupun
unit produksi saja. Menurut konsep ini pembebanan seperti itu tidak adil dan
akan dapat memberikan informasi keliru dalam pemberian informasi mengenai biaya
produksi, oleh karena itu ABC menawarkan agar pembebanan overhead ini juga
didasarkan pada presentase proporsional kepada biaya lain atau kepada produk.
Tetapi kepada kegiatan yang dilaksanakan untuk memproduksi barang itu, yang
diperhatikan adalah unsur yang men “drive” biaya itu (cost driver) bukan
produknya. Kalau konsep ini diterapkan maka keputusan yang diambil akan lebih
tepat dan perusahaan tidak mengalami kerugian hanya karena kesalahan unit cost.
Akuntansi
aktivitas adalah factor penting untuk mengoperasionalkan perbaikan
berkelanjutan, meningkatnya persaingan harus terus mencari berbagai cara untuk
unggul dari perusahaan lain, contohnya dengan mengurangi biaya dan meningkatkan
efesiensi. Nilai terhadap pelanggan sangat penting sehingga perusahaan dituntut
agar memberikan barang atau jasa yang bermanfaat bagi penggunanya dan tentunya
berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Memperbaiki berbagai
proses berarti memperbaiki cara berbagai aktivitas yang terkait, jadi manajemen
berbagai aktivitas bukan biaya adalah kunci keberhasilan pengendalian bagi
perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan perbaikan yang berkelanjutan.
Perwujudan dari berbagai aktivitas tersebut adalah hal penting untuk perbaikan
perhitungan biaya dan pengendalian yang lebih baik mengarah pada pandangan baru
atas berbagai proses bisnis yang disebut sebagai manajemen berdasarkan
manajemen aktivitas.
Manajemen berdasarkan
aktivitas (Activity-Based Management) merupakan suatu konsep yang mengarahkan
perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh
suatu perusahaan, sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan
menggunakan sumber dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai
aktivitas-aktivitas apa sajakah yang telah terjadi di dalam perusahaan
tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang telah
mengkonsumsi sumber daya melalui pengidentifikasian pemicu biayanya, dimana
biaya-biaya ini timbul karena dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.
Pengertian dan
pemahaman yang baik mengenai berbagai aktivitas yang telah dilaksanakan, akan
dapat memberikan pandangan yang baik tentang bagaimana menggunakan, mengelola,
dan mengendalikan sumber daya perusahaan, dan dapat pula digunakan untuk
mengetahui peluang yang ada untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta memberi
pedoman yang baik untuk menilai kinerja tersebut dalam rangka untuk mendukung
perbaikan berkesinambungan (continous improvement).
II.
ACTIVITY
BASED COSTING AND MANAGEMENT
A.
Activity-Based
Costing (ABC)
1.
Pengertian
Activity-Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC) adalah suatu
pendekatan biaya terhadap biaya-biaya produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan
banyaknya konsumsi sumber daya yang disebabkan oleh suatu aktifitas. Inti dari
pendekatan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan merupakan hasil
dari serangkaian aktifitas yang telah dilakukan sebelumnya dan rangkaian
aktifitas ini menggunakan sumber daya yang dihitung dengan biaya. ABC
menghubungkan biaya overhead pabrik
dengan biaya objek seperti produk atau jasa dengan cara mengidentifikasi sumber
daya dan aktifitas-aktifitas yang sesuai dengan biaya-biayanya dan jumlah yang
ingin diproduksi. Activity based
costing adalah suatu sistem yang mengumpulkan dan memproses data-data finansial dan operasional tentang sumber-sumber daya yang digunakan di suatu
perusahaan berdasarkan aktifitas, biaya objek, cost drivers dan pengukuran
kinerja aktifitas.
Sebelum
mengetahui apa itu yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC), telebih
dahulu kita mengenal istilah-istilah yang disebut dengan aktivitas, sumber
daya, objek biaya, cost poll, elemen biaya, dan cost driver.Aktivitas merupakan
tindakan, gerakan, atau rangkaian dari suatu pekerjaan yang dilakukan.Aktivitas
juga dapat diartikan sebagai kumpulan dari tindakan yang dilakukan dalam
organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas yang
ada.Misalnya pemindahan bahan merupakan suatu aktivitas dari pergudangan.Sumber
daya merupakan unsur yang dibebankan atau yang digunakan dalam pelaksaan suatu
aktivitas.Misalnya : gaji dan bahan merupakan sumber daya yang digunakan untuk
melakukan suatu aktivitas.Objek biaya merupakan bentuk akhir dimana pengukuran
biaya itu diperlukan. Misalnya, pelanggan, produk, jasa, kontrak , atau unit
kerja lainnya dimana manajemen menginginkan pengukuran biaya secara terpisah
merupakan objek biaya.Elemen biaya merupakan jumlah yang dibayarkan untuk
sumber daya yang dikonsumsi aktvitas dan yang terkandung di dalam cost poll.
Misalnya untuk hal-hal yang berkaitan dengan mesin mungkin mengandung elemen
biaya untuk tenaga, elemen biaya teknik, dan elemen biaya depresiasi. Cost
driver merupakan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, juga
merupakan faktor yang dapat diukur yang dapat digunakan untuk membebankan biaya
ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa.
Ada dua jenis cost driver,
yaitu :
a.
Driver sumber daya adalah
ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Driver sumber daya
ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh
aktivitas ke cost poll tertentu. Contohnya adalah presentase dari luas total
yang digunakan oleh suatu aktivitas.
b.
Driver aktivitas adalah ukuran
frekuensi dan intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap objek
biaya. Driver aktivitas digunakan untu membebankan biaya dari cost poll ke
objek biaya. Contohnya, jumlah suku cadang yang berbeda yang digunakan dalam
produk akhir untuk mengukur konsumsi aktivitas penanganan bahan untuk setiap
produk.
Dalam kamus
istilah ekonomi, activity based costing (ABC) merupakan pendekatan
penghitungan analisis biaya yang membantu manajemen untuk menganalisis dasar
perhitungan biaya secara lebih bermanfaat, menginformasikan aktivtas seluruh
bagian organisasi yang memberikan gambaran lebih jelas terhadap hubungan antara
aktivitas dan biaya, selain itu, ABC merupakan dasar upaya untuk memahami pola
perilaku seluruh jenis biaya organisasi yang menghubungkan biaya operasi dalam
sebuah rantai nilai agar manajemen mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang
mendorong terjadinya pengeluaran serta memfokuskan diri pada jenis biaya kunci
dan selanjutnyamengelola biaya tersebut secara lebih efektif.
Pada
perkembangan selanjutnya, ABC system tidak lagi terbatas pemanfaatannya hanya
untuk menghasilkan informasi beban biaya produk yang akurat. ABC sistem pada
saat ini merupakan konsep yang didefinisikan secara luas sebagai sistem
informasi untuk memotivasi individu dalam
melakukan improvement terhadap proses yang digunakan oleh perusahaan
untuk menghasilkan produk/jasa bagi customer. Activity-Based Costing (ABC)
telah dikembangkan pada organisasi sebagai suatu solusi untuk masalah-masalah
yang tidak dapat diselesaikan dengan baik oleh sistem biaya tradisional. Sistem
ABC merupakan suatu sistem yang baru sehingga konsepnya masih dan terus
berkembang, sehingga ada berbagai definisi yang menjelaskan tentang sistem
biaya ABC itu sendiri.
Beberapa
ahli dan sumber memberikan defenisi
mengenai sistem biaya Activity-Based Costing sebagai berikut :
a. Menurut Kusnadi dkk.
dalam buku Akuntansi Manajemen Komprehensif Tradisional dan Kontemporer, ABC
secara garis besar didefinisikan sebagai suatu sistem penetapan biaya pokok
dimana banyak kumpulan biaya overhead dialokasikan dengan
mempergunakan dasar yang dapat mencakup satu atau lebih faktor yang terkait
dengan volume.
b.
Hongren mendefinisikan
ABC Sistem sebagai : ”… is a System that first accumulates the costs
of each activity of an organization and then applies the costs of activities to
the products, services, or other cost objects using appropriate cost
drivers”.
c.
(Charles T. Hongren, Sundem,
& Stratton, 1996 : 502). Secara umum pengertian Activity Based
Costing System (ABC System) adalah suatu sistem biaya yang mengumpulkan
biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan lalu
membebankan biaya atau aktivitas tersebut kepada produk atau jasa, dan
melaporkan biaya aktivitas dan produk atau jasa tersebut pada manajemen agar
selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan, pengendalian biaya, dan
pengambilan keputusan.
d. Wayne J. Morse, James
R. Davis dan A. L. Hartgraves, Dalam bukunya Management
Accounting (1991) memberikan defenisi mengenai Activity-Based
Costing (ABC), sebagai sistem pengalokasian dan pengalokasian kembali
biaya ke objek biaya dengan dasar aktivitas yang menyebabkan biaya. Sistem ABC
ini didasarkan pada pemikiran bahwa aktivitas penyebab biaya dan biaya
aktivitas harus dialokasikan ke objek biaya dengan dasar aktivitas biaya
tersebut dikonsumsikan. Sistem ABC ini menelusuri biaya ke produk sebagai dasar
aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut.
e. Ray H. Garrison, Dalam
bukunya Managerial Accounting (1991) memberikan definisi
mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai suatu metode kalkulasi
biaya yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atau
transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai pemacu biaya.
Biaya overhead kemudian dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar
jumlah dari kejadian atau transaksi produk atau jasa yang dihasilkan tersebut.
f.
Douglas T. Hicks, Dalam
bukunya Activity-Based Costing for Small and Mid-sized Busines An
Implementation Guide (1992) memberikan defenisi
mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai merupakan sebagai
suatu konsep akuntansi biaya yang berdasarkan atas pemikiran bahwa produk
mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas yang menimbulkan biaya. Dalam sistem biaya
ABC ini dirancang sedemikian rupa sehingga setiap biaya yang tidak dapat
dialokasikan secara langsung kepada produk, dibebankan kepada produk
berdasarkan aktivitas dan biaya dari setiap aktivitas kemudian dibebankan
kepada produk berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas tersebut.
g. Charles T. Horngren,
Gary L. Sundem dan William O. Stratton, Dalam bukunya Introduction to
Management Accounting (1996) memberikan defenisi
mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai suatu sistem yang
merupakan pendekatan kalkulasi biaya yang memfokuskan pada aktivitas sebagai
objek biaya yang fundamental istem ABC ini menggunakan biaya dari aktivitas
tersebut sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya keobjek biaya yang lain
seperti produk, jasa, atau pelanggan.
h.
Menurut Bustami dan
Nurlela (2009:25),“Activity Based Costing adalah metode membebankan biaya
aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan
biaya pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya
pemakaian aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang
terkait dengan proses dan objek biaya”.
i.
Activity based costing
merupakan sistem akuntansi biaya yang dikembangkan oleh Cooper dan Kaplan pada
akhir 1980-an. Ini merupakan perspektif yang berbeda dalam mengalokasikan biaya
overhead. Biaya overhead pada ABC dialokasikan ke produk atau jasa berdasarkan
aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa tersebut (Segovia &
Khataie, 2011).
j. Activity Based Costing
memberikan gambaran perhitungan biaya yang jauh lebih akurat daripada metode
biaya akuntansi sebelumnya (Bogdanoiu, 2009).
k. Menurut Blocher,
Edward, Chen, Cokins, & Lin (2008) Activity Based Costing merupakan
pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya
seperti produk atau jasa berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya
tersebut
l. Dari beberapa pengertian
di atas, penulis menyimpulkan bahwa activity based costing merupakan
pendekatan yang dilakukan untuk penentuan harga pokok produk yang ditujukan
untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara cermat dengan mengukur
secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk
menghasilkan produk.
2.
Konsep Dasar Sistem Activity-Based Costing
(ABC)
Ada dua asumsi yang penting
yang mendasari metode ABC, yaitu :
a. Aktivitas-aktivitas yang
menyebabkan timbulnya metode ABC bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya
tidak langsung menyediakan kemampuannya melaksanakan kegiatan bukan hanya
penyebab timbulnya biaya.
b. Produk atau pelanggan jasa
produk menyebabkan timbulnya permintaan atas dasar aktivitas untuk membuat
produk atau jasa yang diperlukan berbagai kegiatan yang menimbulkan sumber daya
untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
Asumsi
tersebut diatas merupakan konsep dasar dari sistem activity Based Costing.Selanjutnya,
karena adanya aktivitas akan menimbulkan biaya, maka untuk dapat menjalankan
usahanya secara efisien, perusahaan harus dapat mengelola aktivitasnya. Dalam
hubungannya dengan biaya produk maka biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan
produk adalah biaya-biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi,
menjual dan memberikan pelayanan produk.
3.
Tahap MenerapkanActivity-Based
Costing(ABC)
a. Mengidentifikasi dan
menentukan aktivitas untuk menjual barang tertentu dan menentukan
kelompok-kelompok aktivitsas. Misalnya aktivitas produksi, dikelompokkan
menjadi kelompok biaya tembahan gaji tenaga kerja langsung, kelompok biaya
produksi karena berlalunya waktu, kelompok biaya produksi yang dibebankan
berdasarkan cash Basis. Aktivitas pemasaran, dikelompokkan menjadi kelompok
biaya gaji, kelompok biaya pengiriman, kelompok biaya iklan.
b.
Jika memungkinkan menulusuri
semua biaya BOP, biaya administrasi, dan biaya pemasaran ke barang tertentu,
jika tidak mungkin ke barang tertentu, maka kelompok aktivitas tertentu.
Gaji mandor, total Rp. 160.000, dimana Rp 100.000 khusus terjadi akibat
mengerjakan pesanan jaket.
c. Menghitung tarif alokasi untuk
setiap kelompok biaya, jika memungkinkan berdasarkan cost driver (ukuran
aktivitas penyebab munculnya biaya) untuk setiap biaya.
d. Membebankan dan mengalokasikan
biaya yang tidak dapat ditelusuri (BOP, administrasi, pemasaran), ke semua
barang yang diproduksi dengan menggunakan tarif yang telah dihitung.
e.
Menyusun laporan biaya sistem
ABC.
4.
Perbandingan ABC dengan
Penetapan Biaya Pokok Tradisional
Munculnya konsep
ABC karena sistem ABT (akuntansi biaya tradisional) tidak menghubungkan
aktivitas pendukung dengan produk yang diproduksi. Di dalam konsep ABC, biaya
tidak secara langsung dikaitkan dengan produk akan tetapi biaya dikaitkan
dengan aktivitas terlebih dahulu dan biaya aktivitas ini akhirnya juga
dikaitkan dengan biaya pokok suatu produk. Di dalam sistem ABT (akuntansi biaya
tradisional), alokasi dilakukan dengan menggunakan metode langsung yang
mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen produksi dengan mengabaikan
kemungkinan beberapa aktivitas dari departemen jasa yang mungkin juga masih
bermanfaat kepada departemen jasa yang lain dan kemudian dalam tahap berikutnya
kemudian menambahkan kepada departemen produksi dan dari departemen produksi
dibedakan kepada masing-masing produk yang dihasilkannya.
Tanpa
memperhatikan jumlah departemen yang berbeda, kumpulan biaya overhead dan dasar
alokasi yang digunakan, akuntansi biaya tradisional ditandai oleh pemkaian
pengukuran tingkat unit yang eksklusif sebagai dasar pembebanan terhadap hasil
produksi. Untuk alasan inilah, ABT (akuntansi biaya tradisional) seringkali
disebut sebagai sistem penetapan biaya produk berdasarkan unit atau unit based
sistem (USB).
Dalam sistem
ABC, sistem perhitungan (penetapan) biaya minimal dilakukan dua tahap sedangkan
di dalam sistem ABT (akuntansi biaya tradisional) hanya menggunakan satu atau
dua tahap saja. Dalam sistem ABC, kelompok biaya aktivitas, kelompok biaya
aktivitas dibentuk ketika biaya sumber daya dialokasikan kepada setiap
aktivitas menurut pengendara aktivitas. Sedangkan tahapan berikutnya, biaya
aktivitas dialokasikan dari kelompok biaya aktivitas kepada produk atau sasaran
biaya terakhir. Sebaliknya didalam sistem ABT (akuntansi biaya tradisional)
digunakan dua tahap manakal perusahaan mempunyai departemen atau pusat biaya
dan jika tidak mempunyai maka akuntansi biaya hanya menggunakan satu tahp saja.
Pertama, biaya dialokasikan kepada pusat biaya dan kemudian dialokasikan dari
pusat biaya kepada produk yang diproduksi (tahap kedua). Umumnya sistem
ABT hanya menggunakan satu tahap perhitungan saja dan di dalam sistem ABC tidak
ada satu tahap perhitungan.
5.
Tujuan
dari Penerapan Activity Based Costing (ABC)
Tujuan penerapan sistem biaya Activity-Based
Costing (ABC) bagi pihak manajemen perusahaan adalah :
a. Untuk meningkatkan akurasi analisi biaya dengan
memperbaiki cara penulusuran biaya ke objek biaya.
b. Untuk memahami overhead dan profitabilitas
produk dan konsumen. Sebagai konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktek ABC
memiliki perbedaan dengan sistem akuntansi biaya tradisional.
c. Menyediakan pandangan yang jelas tentang
bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberi
kontribusi dalam jangka panjang.
d. Untuk mencegah
terjadinya distorsi biaya yang muncul karena metode tradisional menggabungkan
semua biaya overhead kedalam satu cost pool. Kemudian cost pool tersebut
dialokasikan berdasarkan beberapa sumber daya umum untuk semua produk atau jasa
di perusahaan, contohnya: jam tenaga kerja langsung. Distorsi biaya dicegah
dengan menggunakan Activity Based Costing yang mengadopsi multiple cost pools
(berdasarkan aktivitas) dan cost driver.
e.
Untuk meminimalkan
aktivitas yang tidak bernilai tambah dari suatu produk atau jasa melalui
analisa aktivitas (Kim & Ballard, 2001).
f.
Untuk menyediakan
informasi biaya bagi manajer untuk pengambilan keputusan strategis dan
keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya
tetap.
6.
Manfaat
Activity Based Costing
Manfaat
sistem biaya Activity-Based
Costing (ABC) bagi pihak manajemen perusahaan adalah :
a. Sistem biaya ABC dapat meyakinkan pihak manajemen bahwa mereka harus
mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya,
mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan fokus pada
pengurangan biaya yang memungkinkan. Analisis biaya ini dapat menyoroti
bagaimana benar-benar mahalnya proses manufakturing, hal ini pada gilirannya
dapat memacu aktivitas untuk mengorganisasi proses, memperbaiki mutu, dan
mengurangi biaya.
b. Sistem biaya ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan (management decision making)
membuat-membeli yang manajemen harus lakukan, disamping itu dengan penentuan
biaya yang lebih akurat maka maka keputusan yang akan diambil oleh phak
manajemen akan lebih baik dan tepat. Hal ini didasarkan bahwa dengan akurasi
perhitungan biaya produk yang menjadi sangat penting dalam iklim kompetisi
dewasa ini.Kemampuan ABC menghasilkan informasi biaya produksi yang lebih
teliti dapat mengurangi kemungkinan manajemen melakukan pengambilan keputusan
yang salah. Informasi biaya produksi yang lebih teliti sangat penting bagi
manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang sangat tajam
c. Mendukung perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement), melalui analisa aktivitas, sistem ABC
memungkinkan tindakan eleminasi atau perbaikan terhadap aktivitas yang tidak
bernilai tambah atau kurang efisien. Hal ini berkaitan erat dengan masalah
produktivitas perusahaan.
d. Sistem ABC dapat membantu pihak manajemen untuk melakukan analisis yang lebih
akurat mengenai volume produksi yang diperlukan untuk mencapai impas (break even) atas produk yang bervolume
rendah.
e. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus
menerus terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead, ABC mengidentifikasi
biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Dengan demikian
informasi biaya yang dihasilkan oleh ABC dapat digunakan oleh manajemen untuk
memantau secara terus menerus berbagai kegiatan yang digunakan oleh perusahaan
untuk menghasilkan produk dan melayani konsumen. Perbaikan berbagai kegiatan
untuk menghasilkan produk dan penghilangan kegiatan yang tidak bernilai tambah
bagi konsumen dapat dipertimbangkan oleh manajemen berdasarkan informasi biaya
yang disajikan dengan ABC
f. Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya
relevan, ABC menyediakan informasi biaya yang dihubungkan dengan berbagai
kegiatan untuk menghasilkan produk, sehingga manajemen akan memperoleh
kemudahan dalam mendapatkan infomasi yang relevan dalam pengambilan keputusan
yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka. Jika misalnya menajemen
mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan set-up fasilitas
produksi, ABC mampu dengan cepat menyediakan informasi batch related activities
cost sehingga memungkikan manajemen mempertimbangkan akibat keputusan mereka
terhadap konsumsi sumber daya untuk kegiatan tersebut.
7.
Keunggulan dan
kelemahan sistem Activity Based Costing (ABC)
a.
Keunggulan Activity Based Costing (ABC)
Beberapa keunggulan dari sistem biaya Activity Based Costing (ABC)
dalam penentuan biaya produksi adalah
sebagai berikut :
a.
Biaya produk yang lebih realistis, khususnya pada industri manufaktur
teknologi tinggi dimana biaya overheadadalah
merupakan proporsi yang signifikan dari total biaya.
b. Semakin banyak overhead dapat
ditelusuri ke produk. Dalam pabrik yang modem, terdapat sejumlah aktivitas non
lantai pabrik yang berkembang. Analisis sistem biaya ABC itu sendiri memberi
perhatian pada semua aktivitas sehingga biaya aktivitas yang non lantai pabrik
dapat ditelusuri.
c. Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku
biaya dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang
tidak menambah nilai terhadap produk.
d. Sistem biaya ABC mengakui kompleksitas dari diversitas produksi yang
modem dengan menggunakan banyak pemacu biaya (multiple cost drivers), banyak dari pemacu biaya tersebut adalah
berbasis transaksi (transaction-based) dari pada berbasis volume produk.
e. Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari
biaya produk variabel jangka panjang (long run
variabel product cost) yang relevan terhadap pengambilan keputusan yang
strategik.
f. Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses,
pelanggan, area tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk
g. Meningkatkan kemampuan manajemen dalam menyusun cashflow perusahaan
dengan memisahkan biaya ke dalam Cost Pooling Activity.
h. Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen
bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif.
Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara
simultan memfokus mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana
benar-benar mahalnya biaya manufacturing, yang pada akhirnya dapat memicu
aktivitas untuk mereorganisasi proses memperbaiki mutu dan mengurangi biaya.
i. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi
sumber daya, manajemen dapat mulai merekayasa kembali proses manufacturing
untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi.
b. Kelemahan
Activity Based Costing (ABC)
Disamping terdapat kelebihan ABC juga memiliki
beberapa kelemahan yang pada umumnya cenderung dihadapi manajemen, yaitu ;
a. Di dalam implementasinya ABC relatif sulit direalisasikan karena
manajemen harus benar-benar cermat mengidentifikasikan cost-driver – cost
driver ke dalam Cost Pool Activity.
b. Dalam implemetasinya sering mengabaikan aktivitas proses produksi karena
tuntutan adanya usaha cost-reduction activity.
c. Penerapan ABC cenderung menimbulkan pertentangan antara manajemen dengan
pekerja karena adanya cost-efficiency yang amat ketat.
d. Karena Laporan Keuangan sifatnya timeliness maka ABC sulit dilaksanakan
karena adanya kendala periode waktu.
e. Pengalokasian biaya yang secara sembarangan,
pengabaiyan biaya, dan memerlukan biaya yang mahal dan juga waktu yang cukup
lama,
karena sulitnya
menemukan aktivitas biaya tersebut. Contoh : pembersihan pabrik dan pengelolaan
proses produksi.
f. Mengabaikan biaya, biaya tertentu yang diabaikan
dari analisis. Contoh : iklan, riset, dan sebagainya.
g. Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi, disamping
memerlukan biaya yang mahal juga.
B.
Activity Based Management (ABM)
1.
Pengertian Activity Based Management (ABM)
Activity
Based Managenent (ABM) merupakan suatu konsep yang mengerahkan perhatian pada
konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan,
sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber
dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-aktivtas apa
sajakah yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas
tersebut merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi sumber daya melalui
pengidentifikasian pemicu biayanya dimana biaya-biaya ini timbul karena
dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.
Pengertian
dan pemahaman yang baik mengenai berbagai aktivitas yang telah dilaksanakan
akan dapat memberikan pandangan yang baik tentang bagaimana menggunakan,
mengelola, dan mengendalikan sumber daya perusahaan, dan dapat pula digunakan
untuk mengetahui peluang yang ada untuk meningkatkan kinerja perusahaan
serta memberi pedoman yang baik untuk menilai kinerja tersebut dalam rangka
untuk mendukung perbaikan berkesinambungan.
Activity
Based Management merupakan pendekatan yang terintegrasi yang memfokuskan
perhatian manajemen pada aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai yang
diterima oleh pelanggan dan meningkatkan laba perusahaan melalau penyediaan
nilai pelanggan tersebut dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari
Activity Based System, dimana antara ABM dan ABC saling berkaitan satu sama
lain.
Beberapa definisi Activity Based Management (ABM):
a. Activity
Based Management (ABM) adalah pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai
(value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk meningkatkan laba melalui peningkatan
nilai tersebut. ABM menggunakan ABC sebagai sumber informasi utamanya.
b. Activity–Based
Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi,
yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan
meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan Mowen,
2006; 11).
c. Menurut
Blocher (2007; 239), Activity–Based Management (ABM) analisis aktivitas yang
digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
d. ABM adalah proses manajemen yang digunakan menyediakan
informasi oleh suatu dasar aktivitas atas dasar analisis biaya untuk
mengembangkan keuntungan organisasi.
e. ABM adalah suatu sistem yang luas, pendekatan terintegrasi
yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan meningkatkan
nilai pelanggan dan keuntungan. ABM mengutamakan kalkulasi biaya berdasarkan
aktivitas (ABC=Activity Base Costing)
dan analisis proses penilaian.
f.
Activity Based Managenent (ABM) merupakan suatu
konsep yang mengerahkan perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas
yang dilakukan oleh suatu perusahaan, sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana
suatu perusahaan menggunakan sumber dayanya, maka terlebih dahulu haruslah
dipahami mengenai aktivitas-aktivtas apa sajakah yang telah terjadi didalam
perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang
telah mengkonsumsi sumber daya melalui pengidentifikasian pemicu biayanya
dimana biaya-biaya ini timbul karena dilaksanakannya aktivitas-aktivitas
tersebut.
g. Menurut Mulyadi (2007;
731), Activity-Based Management (ABM) adalah pendekatan manajemen yang
memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan improvement
berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang
dihasilkan dari penyedia value tersebut.
2.
Manfaat Activity Based Management (ABM)
Manfaat
ABM menurut Supriyono (1999; 356) adalah:
a. Mengukur kinerja
keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan) organisasi dan aktivitas-aktivitasnya
b.
Menentukan biaya-biaya
dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe produk dan jasa.
c. Mengelompokkan
aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah dan mengendalikan serta mengidentifikasikannya
d.
Mengefisienkan
aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai
tambah
e.
Menjamin bahwa
pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian didasarkan pada isu-isu
bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar informasi keuangan
f.
Menilai penciptaan
rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan konsumen.
g.
Meningkatkan customer value melalui pengurangan
biaya
3.
Tujuan Activity
Based Management (ABM)
Adapun Tujuan dari ABM Adalah Sbb:
a.
Untuk meningkatkan
nilai produk atau jasa yang diterima oleh konsumen, dan dapat digunakan untuk
mencapai laba dengan menyediakan nilai tambah
b.
Agar manajemen dapat
menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau
meninggkatkan nilai bagi pelanggan
c.
Dengan mengidentifikasi
sumber daya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus
manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan
kompetitif (Blocher, 2007; 239)
d. Untuk improvement
secara berkelanjutan terhadap customer value dan penghilangan pemborosan. Dengan
hilangnya pemborosan tersebut, biaya dapat berkurang dan sebagai akibatnya laba
akan meningkat. Pengurangan biaya merupakan akibat dari dihilangkannya
pemborosan. Pemborosan diakibatkan oleh adanya aktivitas-bukan-penambah nilai
(non-value-added activity) dan aktivitas penambah nilai (value-added activity)
yang tidak dilaksanakan secara efisien.
e.
Mengurangi harga produk
dan mengoptimalkan desain produk.
f.
Membantu perusahaan
dalam mempertimbangkan peluang bisnis baru.
4.
Dua Dimensi Activity Based Management
(ABM)
Menggunakan informasi Activity Based Costing untuk
mengembangkan operasi dan menghilangkan biaya yang tidak bernilai tambah
disebut Activity Based Management
(ABM). Menggunakan Activity Based
Management (ABM) untuk menghilangkan Aktivitas dan Biaya yang Tidak
Bernilai Tambah. Activity Based
Management (ABM) menekankan baik pada product costing maupun process
value analysis. Terdapat 2 dimensi pada ABM yaitu:
a.
Cost
Dimension
memberikan informasi
biaya mengenai sumberdaya, aktivitas, produk dan pelanggan (serta biaya-biaya
lain yang diperlukan), dimana biaya-biaya sumber daya dapat ditelusuri ke
aktivitas-aktivitas dan kemudian di aktivitas tersebut dibebankan ke pelanggan.
Dengan demikian, dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk membagi sumber daya
biaya terhadap aktivitas dan biaya aktivitas terhadap objek biaya seperti
pelanggan dan produk agar dapat menganalisis keputusan critical. Keputusan
tersebut termasuk penetapan harga, pengadaan produk dan penetapan prioritas
untuk usaha perbaikan
b.
Dimensi Proses (process dimension)
Memberikan informasi
mengenai aktivitas apa saja yang dilaksanakan, mengapa aktivitas tersebut
dilaksanakan dan seberapa baik pelaksanaannya. Dimensi ini menjelaskan mengenai
akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dan lebih memfokuskan
pertanggung jawaban aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan pada
maksimalisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan pada kinerja secara
individu. Dengan demikian dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk suatu
kategori informasi yang baru mengenai kinerja aktivitas. Informasi ini
menunjukkan apa yang menyebabkan pemicu biaya dan bagaimana pengukuran
kinerjanya.
5.
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan
penerapan Activity Based Management
Adapun faktor-faktornya yakni :
a.
Budaya organisasi
Mencerminkan kerangka
berfikir dari karyawan termasuk perilaku, nilai, keyakinan yang dianut
karyawan. Budaya organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja sama, serta
partisipasi yang tinggi dari seluruh karyawan. Budaya organisasi sangatlah
mendukung keberhasilan dari penerapan ABM di suatu organisasi.
b.
Top Management Support and Commitment
Penerapan suatu sitem
manajemen biaya yang baru seperti ABM dan ABC membutuhkan waktu dan sumber
daya, oleh karena itu dukungan dan peran serta top manajer sangatlah diperlukan
untuk keberhasilan penerapannya
c.
Change Process
Perubahan bisa terjadi
apabila diterapkannya suatu proses yang sudah dirancang menghasilkan perubahan
tersebut. Perbaikan dari proses yang sudah ada sangatlah mendukung keberhasilan
penerapannya. Elemen-elemen dari proses diantaranya daftar dari aktivitas,
sekumpulan tujuan, dan tingkatan lanjutan.
d.
Continuing Education
Memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta meningkatkan keahlian mereka
terhadap lingkungan kerja yang cepat sangatlah penting. Keberhasilan penerapan
dari program manajemen biaya yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan
kerjasama dari karyawan suatu organisasi.
6.
Activity Based Management operasional dan Activity Based
Management strategis
Cooper dan Kaplan mengelompokkan penerapan ABM
kedalam 2 kategori :
1. ABM Operasional
ABM operasional
meningkatkan efisiensi koperasi dan tingkat penggunaan aset serta menurunkan
biaya fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan aktivitas
dengan lebih efisien. Penerapan ABM operasional menggunakan teknik manajemen
seperti aktivitas manajemen, proses rekayasa ulang bisnis, manajemen mutu total
dan pengukuran kinerja.
2. ABM Strategis
ABM Strategis berusaha
meningkatkan permintaan akan aktivitas dan profitabilitas pada efisiensi
aktivitas saat ini atau efisiensi yang telah ditingkatkan. ABM strategis
berfokus pada pemilihan aktivitas yang tepat untuk operasi. Dengan menggunakan
ABM Strategis, perusahaan meningkatkan profitabilitas melalui pengurangan
aktivitas yang tidak menunguntungkan, penghilangan aktivitas yang tidak penting
dan pemilihan pelanggan yang paling menguntungkan. Penerapa ABM strategis
menggunakan teknik manajemen seperti perancangan proses, bauran dini produk
pelanggan, hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pelanggan (penetapan harga,
ukuran pesanan, pengiriman, pengamasan, dsb), segmentasi pasar dan saluran
distribusi.
C.
Hubungan antara ABM dan ABC
Manajemen Activity Based Costing (ABC)
membutuhkan informasi yang berkualitas tinggi dengan tepat waktu, yang
berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan atau activity dan sasaran pekerjaan
itu sendiri atau produk dan customer agar dicapai apa yang disebut dengan continues improvement atau
perbaikan yang berkesinambungan. Setelah manajer mempunyai informasi akurat dan
tepat waktu, manajer akan menggunakan informasi tersebut untuk menetapkan
strategi yang tepat, mendesign ulang produk dan menekan pemborosan-pemborosan
yang terdapat pada aktifitas operasi dengan menggunakan cara-cara yang
digunakan pada sistem ABC ini agar dicapai suatu perbaikan yang disebut
Activity Based Management (ABM). Hubungan ABC dengan ABM terjadi karena ABM
membutuhkan informasi dari ABC untuk melakukan analisis yang berhubungan dengan
perbaikan yang berkesinambungan ABM untuk standar pemasaran.Biaya pemasaran
adalah biaya yang timbul karena terjadinya pertukaran dantara perusahaan dengan
konsumen.
III.
KESIMPULAN
Activity based costing merupakan
pendekatan yang dilakukan untuk penentuan harga pokok produk yang ditujukan
untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara cermat dengan mengukur
secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk
menghasilkan produk. Pada sistem ini biaya-biaya yang timbul dicatat,
dikumpulkan, dan dikendalikan berdasar atas elemen-elemennya ke dalam
pusat-pusat pertanggungjawaban. Dengan cara semacam ini maka biaya-biaya
produksi juga ditentukan menurut banyaknya sumber daya yang diserap oleh
masing-masing pusat biaya. ABC system adalah system analisis biaya, system
informasi biaya untuk segala macam organisasi, system mencakup seluruh biaya,
system berfokus ke pengurangan biaya, dan system menyediakan informasi bagi
seluruh personil organisasi.
Activity based management (ABM) adalah
pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan
tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan
bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyediaan value tersebut. Tujuan
ABM menitikberatkan pengelolaannya ke noon value added activity yang ditujukan
untuk meningkatkan cost effectiveness proses yang digunakan untuk melayani
customer. Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada aktivitas dengan tujuan
berfokus memperbaiki nilai bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas yang
kokoh. Analisis nilai proses melibatkan analisis penggerak biaya, analisis
aktivitas, dan pengukuran kinerja. Dimensi ini lah yang menghubungkan analisis
volume proses dengan konsep perbaikan lanjutan. Kinerja aktivitas dievaluasi
dengan menggunakan tiga dimensi: efesiensi, kualitas dan waktu. Penulusuran
biaya yang digerakkan pelanggan kepada pelanggan dapat menyediakan informasi
penting untuk manajer. Keakuratan biaya pelanggan memungkinkan para manajer
untuk membuat keputusan penentuan harga, keputusan bauran pelanggan, dan
keputusan yang berhubungan dengan pelanggan secara lebih baik, sehingga dapat
memperbaiki profitabilitas. Sama halnya, penulusuran biaya yang digerakkan
pemasok kepada pemasok akan memungkiinkan manajer untuk memilih pemasok yang
benar-benar berbiaya rendah sehingga menghasilkan keunggulan bersaing yang
lebih tinggi dan meningkatkan profitabilitas.
DAFTAR
PUSTAKA
BUKU:
Eti Rochaety dan Ratih Tresnati.
2005 Kamus Istilah Ekonomi, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kontemporer),Malang: Universitas
Brawijaya
Kusnadi dkk. 2001. Akuntansi
Manajemen (Komprehensif, Tradisional dan Sumber : Garison, mowen .2005.
Mulyadi, 2007. Sistem Perencanaan
dan Pengendalian Manajemen, Edisi Ketiga. Eti Rochaety dan Ratih Tresnati. 2005 Kamus Istilah
Ekonomi, Jakarta: PT Bumi Aksara.
SITUS INTERNET:
http://d-ekatnadi.blogspot.com/2010/11/makalah-paper-activity-based-costing.html
http://www.aas-sv.com/2013/10/activity-based-costing-abc-dan-just-in.html
http://gakmesti.wordpress.com/2009/12/03/activity-based-costing/
http://www.slideshare.net/milatunnikmah/ak-28666360
Sumber :
Garison, mowen .2005.
http://naficenna.wordpress.com/2012/08/04/activity-based-management/
Comments
Post a Comment