Product Costing and Cost
Accumulation
Menentukan biaya yang akurat dari suatu produk sangatlah penting bagi
keberhasilan perusahaan, dikarenakan setiap perusahaan tentu menginginkan
keuntungan yang besar dalam setiap usaha produksinya. Oleh karena itu
diperlukannya suatu kecermatan dalam perhitungan biaya produksi dan akumulasi biaya
agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan biya-biaya yang akan dikeluarkan
untuk menghasilkan suatu output barang secara efektif dan efesien.
Flow Proses Produksi
Proses produksi adalah proses pengolahan input menjadi output. Input
yang dimaksud adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik yang diproses menjadi produk selesai/jadimelalui satu
departemen atau satu tahapan proses produksi.
Bahan Baku Tidak Langsung :
ü Perlengkapan pabrik
ü Pelumas
Tenaga Kerja Tidak Langsung :
ü Supervisor
ü Manager
ü Pengawas
ü Inspeksi
ü Gaji pegawai pabrik
Biaya Tidak Langsung Lainnya :
ü Sewa
ü Asuransi Kebakaran
ü Pajak Bumi Dan Bangunan
ü Beban Penyusutan
ü Pemeliharaan dan Perbaikan
ü Listrik
ü Pemanas
ü Pajak Penghasilan Karyawan
ü Alat-alat kecil
Beban Pemasaran :
ü Gaji tenaga penjualaN
ü Komisi tenaga penjualan
ü Periklanan
ü Sampel produk untuk promosi
ü Beban perjalanan
ü Pameran penjualan
ü Beban pemasaran lainnya
Beban Administratif :
ü Gaji bagian administrasi dan kantor
ü Sewa
ü Beban penyusutan
ü Telepon
ü Biaya administrasi lainnya
Biaya Produksi
Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab
biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Menurut Sherman
Rosyidi, biaya produk adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk
dapat diambil kesimpulan bahwa biaya apa saja yang diperlukan untuk membuat
produk, baik barang maupun jasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa biaya
produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan
untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan untuk
menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen. Biaya
produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Biaya eksplisit adalah
pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk membeli atau menyewa
jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam
berproduksi. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.
Biaya implicit adalah biaya yang
tidak terlihat.Biaya implicit ini tidak dikeluarkan
langsung dari kas perusahaan. Biaya implicit diperhitungkan dari faktor-faktor
produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Contoh: Penggunaan gedung milik
perusahaan sendiri.
Jenis – Jenis Biaya
Produksi
Dalam teori biaya produksi dikenal adanya biaya produksi jangka
pendek dan biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek meliputi
biaya tetap (fixed cost) dan biaya berubah (variable cost) Sedangkan dalam
produksi jangka panjang, semua biaya adalah biaya berubah (variable cost).
Biaya berubah adalah biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari sedikit
banyaknya jumlah output yang dihasilkan. Berdasarkan Periode jangka waktu
produksi di dalam perusahaan dibagi menjadi sebagai berikut :
A. Biaya Produksi Jangka
Pendek
1. Biaya Tetap ( Fixed Cost, FC )
Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya
tetap
dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak
berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun). Keseluruhan biaya tetap disebut biaya total (total fixed cost,TFC).
dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak
berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun). Keseluruhan biaya tetap disebut biaya total (total fixed cost,TFC).
2. Biaya Variable ( Variable Cost, VC )
Biaya Variable adalah Jumlah biaya produksi yang berubah – ubah menurut
tinggi rendahnya jumlah output yang akan dihasilkan . semakin besar output atau
barang yang akan dihasilkan, maka akan semakin besar pula biaya variable yang
akan dikeluarkan.
3. Biaya Total ( Total Cost)
Biaya Total ( Total Cost ) adalah keseluruhan biaya yang terjadi
pada produksi jangka pendek. Biaya total diperoleh dari : TC = TFC + TVC
Tabel
Output
|
TFC
|
TVC
|
TC
|
0
|
100
|
0
|
100
|
1
|
100
|
50
|
150
|
2
|
100
|
75
|
175
|
3
|
100
|
90
|
190
|
4
|
100
|
120
|
220
|
5
|
100
|
125
|
225
|
4. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)
Biaya Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya
tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan.
AFC = FC/Q
Keterangan: FC = Biaya Tetap Total
Q = Kuantitas
5. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost/AVC)
Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit
produksi.
AVC = VC/Q
keterangan: VC = Biaya Variabel Total
Q
= Kuantitas
6. Biaya Total Rata-Rata (Average Cost/AC)
Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari
Total Cost dibagi banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung
menggunakan
rumus di bawah ini:
AC= TC /Q atau (VC+FC)/Q
AC= AVC+AFC
Besarnya biaya tetap per satuan produk :
AFC= TFC/Q
AFC = biaya tetap rata-rata
TFC = biaya tetap total
Q = jumlah output
7. Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)
Biaya Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena
tambahan satu unit produksi. Biaya marginal diperoleh dari selisih Total Cost
dan selisih kuantitas dari barang yang diproduksi.
MC = dTC/dQ
Atau
MC = TCn – TCn-1
Tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah atau
mengurangi biaya produksi tetap (FC), maka tambahan biaya marginal iniakan
menambah biaya variable total (VC).
B. Biaya Produksi Jangka
Panjang
Jangka panjang dalam pengertian ini tidak terkait dengan waktu.
Penyebutan jangka panjang oleh para ekonom menandai suatu proses produksi
dimana sumber daya yang digunakan tidak ada lagi yang bersifat tetap. Semua
sumber daya yang digunakan dalam proses produksi bersifat variable atau
jumlahnya dapat berubah-ubah. Produksi
dalam jangka panjang
memungkinkan perusahaan untuk mengubah skala
produksi (tingkat produksi) dengan
cara mengubah, baik mengubah maupun mengurangi jumlah
sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang ditimbulkan. Dalam
jangka panjang hanya dikenal biaya total rata-rata (ATC). Cara meminimumkan
biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas produksinya, ia harus
menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan meminimumkan biaya
produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat digambarkan kurva biaya
rata-rata. (AC). Sehingga analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis
kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan
memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
1.
Biaya Rata-Rata Jangka Panjang
(Long-run Average Cost/LAC)
Biaya total rata-rata
jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output.
LAC = LTC/Q
Keterangan
: LAC = Biaya rata-rata jangka panjang
Q = Jumlah output
2.
Biaya Marginal Jangka Panjang
(Long-run Marginal Cost/LMC)
Biaya marginal jangka panjang adalah
tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya
total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. Biaya marginal jangka
panjang dapat dihitung dengan rumus:
3.
Biaya Total Jangka Panjang
(Long-run Total Cost/LTC)
Biaya total jangka panjang adalah
biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat
variabel. Biaya total jagka panjang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
C. Akumulasi Biaya
Akumulasi biaya adalah suatu cara untuk mengetahui berapa besar
biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk dan jasa dapat digunakan dengan
perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) dengan perhitungan
biaya berdasarkan proses (proces costing). Perhitungan biaya berdasarkan
pesanan dan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah dua metode akumulasi
biaya yang paling banyak digunakan, dan keduanya memiliki beberapa aspek yang
sama. Metode ketiga back flush costing, berbeda secara signifikan dari
perhitungan biaya berdasarkan pesanan
dan perhitungan biaya berdasarkan proses.
1.
Metode Akumulasi Biaya Pesanan.
Akumulasi biaya pesanan adalah suatu metode yang digunakan dalam
pengumpulan harga pokok suatu produk, dimana biaya dikumpulkan untuk setiap
pesanan atau kontrak atau jasa terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat
dipisah sesuai identitasnya. Akumulasi biaya pesanan ini dapat diterapkan pada
perusahaan yang menggunakan proses produksi secara terputus-putus, seperti
pekerjaan konstruksi, bengkel, percetakan, catering makanan, meubel,dll.
Namun menurut (Usry, Carter, dan Hammer 1994, 82-83). Metode Akumulasi
Biaya Pesanan.ini digunakan dalam kondisi di mana banyak produk, pekerjaan,
atau batch produksi yang berbeda setiap periodenya. Dalam metode akumulasi
biaya pesanan, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pekerjaan secara
terpisah.
Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan
Dalam sistim perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order
costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Menghitung
biaya berdasarkan pesanan secara efektif, pesanan harus dapat diidentifikasikan
secara terpisah. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan ke
setiap pesanan.
Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan hanya melibatkan
delapan ayat jurnal berikut ini
ü Pembelian bahan baku
ü Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik
ü Pengakuan biaya overhead pabrik
ü Penggunaan bahan baku
ü Distribusi beban gaji tenaga kerja
ü Pembebanan estimasi biaya overhead
ü Penyelesaian pesanan
ü Penjualan produk
Karakteristik perusahaan
yang produksinya berdasarkan pesanan :
- Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.
Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi mulai
dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya.
- Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasinya yang ditemtukan
oleh pemesan yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya.
- Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi
persediaan di gudang.
Manfaat informasi harga
pokok pesanan :
1.
Menentukan harga yang akan
dibebankan kepada pemesan.
2.
Mempertimbangkan penerimaan
atau penolakan pesanan.
3.
Memantau realisasi produksi.
4.
Menghitung laba atau rugi tiap
pesanan.
5.
Menentukan harga pokok
persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
2.
Metode Akumulasi Biaya Proses
Akumulasi biaya proses adalah suatu metode dalam pengumpulan harga
pokok produk dengan mengumpulkan biaya untuk setiap satuan waktu tertentu.
Akumulasi biaya proses ini dapat diterapkan pada perusahaan menggunakan proses
produksi terus-menerus, seperti perusahaan perakitan mobil, obat-obatan,
perusahaan penerbangan, rumah sakit,dll.
Namun menurut (Usry, Carter, dan Hammer 1994, 82-83). Metode Akumulasi
biaya proses adalah metode akumulasi biaya yang digunakan oleh perusahaan yang
memproduksi barang secara massal di mana semua unit barang yang dihasilkan sama
jenisnya. Prinsip dasar dari metode ini adalah mengumpulkan biaya-biaya ke
dalam kegiatan atau departemen tertentu untuk seluruh periode, kemudian membagi
jumlahnya dengan banyaknya unit produk.
Perhitungan Biaya
Berdasarkan Proses
Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi di beberapa
departemen. Setiap departemen melakukan suatu operasi tertentu untuk
menyelesaikan suatu produk. Dalam sistim perhitungan biaya berdasarkan proses
(process costing), bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik umumnya
dibebankan ke departemen produksi. Tetapi jika suatu departemen diorganisasi
menjadi dua pusat biaya (cost center) atau lebih, perhitungan biaya berdasarkan
proses tetap dapat digunakan. Perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan
saat produk dihasilkan dalam kondisi proses yan kontinu atau metode produksi
masal dimana produk-produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat
biaya lain bersifat homogen.
Misalnya, suatu departemen produksi yang memiliki empat lini
perakitan dimana setiap lini menghasilkan produk yang berbeda, dapat
menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses dan setiap lini perakitan
diperlakukan sebagai pusat biaya yang terpisah.
Karakteristik perusahaan
yang produksinya berdasarkan proses :
1. Proses produksinya berlangsung secara terus-menerus.
2. Produk yang dihasilkan bersifat produk standar.
3. Tujuan produksi adalah untuk persediaan yang selanjutnya dijual.
4. Tidak tergantung kepada spesifikasi pembeli.
Manfaat informasi yang
didapat dari metode harga pokok proses adalah:
1.
Penentuan harga jual produk
yang tepat
2.
Memantau realisasi biaya
produksi.
3.
Menghitung laba/rugi per
periodik secara transparan
4.
Menentukan harga pokok
persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
3.
Metode Campuran ( Blended Methods )
Untuk menelusuri bahan baku langsung ke batch atau lot tertentu
menggunakan akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job order cost accumulation)
untuk bahan baku langsung, dan menggunakan akumulasi biaya berdasarkan proses
(process cost accumulation) untuk biaya tenaga kerja langsung dan overhead. Contohnya
adalah operasi perakitan yang sederhana di mana lampu dilapisi dengan kuningan
murahan dan lampu mahal yang terbuat dari kuningan murni yang dirakit dalam
jumlah besar. Biaya pekerja yang sama ditunjukkan pada semua unit barang, dan
kabel serta tombol yang sama (bahan langsung) juga dipasang. Kap lampu dari
kain bermutu tinggi dipasang pada lampu yang terbuat dari kuningan murni,
sedangkan pada lampu yang dilapisi dengan kuningan murahan dipasang kap lampu
dari kain bermutu rendah. Perbedaan biaya untuk lampu dan kap lampu ini cukup berarti,
sementara biaya-biaya lainnya adalah sama untuk semua unit. Dalam contoh
tersebut, pemecahannya yang mungkin adalah menelusuri besarnya biaya bahan
langsung pada setumpuk barang, separtai barang, atau pada pesanan yang
menggunakan metode akumulasi biaya pesanan untuk bahan langsung, dan yang
menggunakan metode akumulasi biaya proses untuk biaya pekerja dan overhead.
Sistem Perhitungan Biaya
Berdasarkan Backflush
Back flush costing merupakan cara yang dapat dilakukan untuk
mengakumulasikan biaya manufaktur di suatu pabrik atau bagian dari dari suatu
pabrik dimana kecepatan pemrosesan sangat cepat, seperti dalam sistem just in
time yang sudah matang. Back flush costing dapat dilakukan karena sistem ini
dapat melompati beberapa ayat jurnal akuntansi rutin yang diperlukan dalam
perkiraan buku besar pembantu untuk akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job
order cost accumulation) dan akumulasi biaya berdasarkan proses (process cost
accumulation), sehingga menghemat waktu pemrosesan data secara signifikan. Ketika
waktu maupun intensif tidak mencukupi untuk menelusuri biaya barang dalam
proses secara terinci, back flush costing menyediakan metode untuk akumulasi
biaya dengan cara bekerja dari belakang menggunakan informasi akuntansi yang
tersedia setelah produksi selesai,yaitu pada akhir dari setiap periode
akuntansi
Buku
Suherman Rosyidi , Pengantar Teori Ekonomi,Surabaya: PT Raja
Grafindo Persada, 2005
Walter Aicholas, Teori Mikro Ekonomi, Jakarta Barat: Bina
Pusara Aksara, 1995
Domkinick Salvatore, Mikro Ekonomi, Jakarta: Erlangga, 1994
Internet
Htpp://irfankurniadis.blogspot.com/2012/12/09/makalah-biaya-produksi.html
Htpp://irfankurniadis.blogspot.com/2012/12/09/makalah-biaya-produksi.html
Suherman Rosyidi , Pengantar Teori Ekonomi,Surabaya: PT Raja
Grafindo Persada, 2005
Walter Aicholas, Teori Mikro Ekonomi, Jakarta Barat: Bina
Pusara Aksara, 1995, h, 36.
http://sayutimassay.blogspot.co.id/2013/10/kalkulasi-biaya-berdasarkan-pesanan-job.html
http://qahharjdf.blogspot.co.id/2012/12/perbedaan-harga-pokok-proses-dan-harga.html
Comments
Post a Comment