Skip to main content
Pengaruh Profitabilitas dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia

Oleh: Ervina R Hasibuan

Universitas Negeri Medan

Manajemen Keuangan


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan dapat menjelaskan pengaruh profitabilitas dan suku bunga terhadap harga saham Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di BEI. Harga saham diukur dengan menggunakan Indeks Harga saham Individu. Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Suku Bunga yang digunakan adalah BI Rate. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 54 perusahaan yang terdaftar di BEI. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive Sampling dan menghasilkan sampel sebanyak 37 perusahaan. Hasil penelitian ini, menyatakan bahwa secara parsial ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, dan suku bunga berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Kata Kunci: profitabilitas, suku bunga, harga saham

ABSTRACT

This research aimed to determine and to explain the influence of profitability and interest rates toward stock prices of Property and Real Estate Company listed on the Stock Exchange . The stock price is measured by using individual stock price index . Profitability is measured by using the Return on Assets ( ROA ) . Interest rate used is the BI Rate. The population in this research is 54 companies listed on the Stock Exchange . The sampling method used was purposive sampling and sample is 37 companies. The results of this research, suggesting  that ROA partially positive and significant impact on stock prices , interest rates have a significant positive effect on stock prices , and interest rates have no significant negative effect on profitability .

Keywords : profitability , interest rate , stock price




PENDAHULUAN


1. Latar Belakang
Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang optimal. Dalam mewujudkan tujuan tersebut perusahaan tidak terlepas dari berbagai masalah yang dihadapi, salah satunya adalah masalah permodalan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Dalam kaitannya dengan masalah permodalan, perusahaan biasanya dihadapkan pada dua pilihan sumber modal yaitu modal asing (pinjaman) dan modal sendiri. Penggunaan modal sendiri yang dimaksud disini adalah pengadaan modal dengan cara penerbitan saham dan dipasarkan melalui bursa efek. Penjualan saham dibursa efek didasarkan pada harga jual saham. Menurut Anoraga dan Piji (2001:60) harga saham di bursa efek ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Artinya jika permintaan atas saham perusahaan emiten bertambah maka harga saham perusahaan tersebut akan naik, dan begitu juga sebaliknya.
Perusahaan properti dan real estate merupakan sebuah perusahaan yang menyediakan berbagai keperluan konsumen berupa rumah atau properti lainnya. Jika diperhatikan keadaan harga saham perusahaan properti dan real estate yang tergabung di Bursa Efek, pada bulan Mei - Agustus tahun 2013 dinyatakan pada gambar grafik Indeks Harga Saham berikut:
   
Berdasarkan data grafik indeks harga saham properti diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi harga saham perusahaan-perusahaan pada sektor properti dan real estate cenderung menurun dari bulan Mei - Agustus tahun 2013. Kondisi ini dapat dijadikan indikasi bahwa permintaan atas saham perusahaan properti pada bulan Mei – Agustus 2013 berkurang, dan dikhawatirkan mempengaruhi stabilitas keuangan perusahaan, yaitu permodalannya kurang menjamin kelancaran kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan. Berkurangnya permintaan atas saham perusahaan emiten dapat terjadi disebabkan banyak hal, salah satu diantaranya adalah kemampuan perusahaan emiten dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) yang akan dibagi kepada investor  semakin berkurang yang akhirnya  berdampak pada berkurangnya minat atau motivasi investor  untuk berinvestasi pada saham perusahaan properti. Berkurangnya minat dan motivasi investor dalam berinvestasi saham ini yang mengakibatkan permintaan terhadap saham berkurang atau menurun. Permintaan saham yang menurun  menyebabkan  harga saham juga menurun. Namun yang menjadi fenomena pada sektor properti ini adalah pencapaian perusahaan dalam hal profitabilitas semakin meningkat akan tetapi harga saham cenderung menurun. Banyaknya permintaan masyarakat akan hunian/rumah, bangunan perkantoran maupun apartement menyebabkan laba atau profitabilitas perusahaan meningkat. Memperhatikan Kondisi profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan properti dan real estate dari triwulan kedua sampai triwulan ketiga dinyatakan pada grafik dibawah ini:

                  
Berdasarkan grafik tersebut ditunjukkan bahwa profitabilitas yang dicapai perusahaan properti cenderung mengalami peningkatan. Kondisi ini seyogyanya menjadi daya tarik bagi para investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan Properti. Permintaan atas saham perusahaan yang mengalami peningkatan akan mendorong harga saham juga naik. Semakin tingggi tingkat profitabilitas maka nilai perusahaan juga akan semakin tinggi. Hal ini akan diikuti pula dengan peningkatan harga saham yang akan memberikan keuntungan bagi suatu perusahaan. Namun kenyataannya pada waktu yang bersamaan dengan peningkatan profitabilitas perusahaan tersebut, harga saham cenderung mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan adanya fenomena gap, dimana teori tidak sesuai dengan kenyataan.
Disamping profitabilitas, faktor lain sebagai faktor eksternal yang diperkirakan  mempengaruhi harga saham adalah suku bunga. Menurut Anoraga dan Piji (2008:80) “Tingkat bunga adalah salah satu unsur yang penting dalam investasi pasar modal”. Apabila suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) mengalami kenaikan, secara otomatis suku bunga deposito juga akan mengalami kenaikan.  Dengan tingginya tingkat suku bunga deposito maka para investor akan beralih berinvestasi pada tabungan atau deposito dan meninggalkan instrumen saham. Sehingga permintaan terhadap saham berkurang dan otomatis akan menurunkan harga saham begitu juga Sebaliknya. Suku bunga naik adalah suatu hal yang tak bisa dihindari, karena biaya dana juga naik. Artinya disini adalah ketika BI Rate mengalami kenaikan, maka bank-bank umum lainnya akan menaikkan suku bunga pinjaman (suku bunga kredit). Dengan naiknya suku bunga kredit maka perusahaan properti yang secara umum memiliki sumber dana  dari hutang (pinjaman dari bank) harus membayar beban yang semakin tinggi untuk bunga pinjaman, hal ini akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Dimana profitabilitas perusahaan akan menurun dan akan diikuti dengan penurunan harga saham. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mencari tahu tentang bagaimana pengaruh atau hubungan profitabilitas dan suku bunga terhadap harga saham.

Identifikasi Masalah
1.      Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap harga saham perusahaan Properti?
2.      Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap harga saham perusahaan Properti?
3.      Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas  perusahaan Properti?

Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah pengaruh profitabilitas dan suku bunga terhadap harga saham perusahaan properti.

Perumusan Masalah
1.      Apakah ada pengaruh profitabilitas terhadap harga saham perusahaan properti?
2.      Apakah ada pengaruh suku bunga terhadap harga saham perusahaan properti?
3.      Ada pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas perusahaan?

1.2.Apakah Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan dapat menjelaskan pengaruh  profitabilitas dan suku bunga terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate.

2. KAJIAN PUSTAKA
Harga Saham
            Saham adalah instrumen pasar modal yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Samsul (2006:45), saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Tjiptono dan Hendy (2006:6), saham disefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham dimiliki oleh mereka yang telah membelinya, yaitu yang telah menyerahkan sejumlah dana atau uang ke dalam perusahaan agar kegiatan perusahaan bisa berjalan dengan lancar. Mereka ini kemudian disebut “Pemegang Saham“. Pemegang saham suatu perusahaan turut memiliki sebagian dari perusahaan tersebut. Tujuan utama bagi perusahaan melakukan penjualan saham kepada masyarakat adalah untuk memperoleh dana. Budisantoso dan Triandaru (2006:293).
Sedangkan harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar serta permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal (Jogiyanto 2008:167). Menurut Sartono (2010:40), pada dasarnya harga saham ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Kenaikan permintaan akan mengakibatkan harga naik dan sebaliknya penurunan permintaan akan mengakibatkan harga saham turun. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa harga saham adalah harga perlembar dari suatu saham yang diperjualbelikan dipasar modal yang berdasarkan pada permintaan dan penawaran pada saham tertentu. Jika ditinjau dari segi kemampuan dalam hak klaim, maka saham terbagi atas:
a.       Saham biasa, yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham ini paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.
b.      Saham preferen, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

Manfaat Kepemilikan Saham
(Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 6) Pada dasarnya ada dua keuntungan atau manfaat yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham yaitu:
1.      Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
2.      Capital Gain
Capital gain  adalah selisih antara harga beli dan harga jual.
3.      Saham Bonus
Saham bonus merupakan saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana (Agio saham).

2.1.1.4. Nilai Saham
Menurut Anoraga dan Pakarti (2008:58) Nilai suatu saham dibagi menjadi:

1.      Nilai Nominal
      Nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi (ketentuan UU PT No. 1/1995).
2.      Base Price (Harga Dasar)
   Yaitu harga perdana yang digunakan untuk menentukan nilai dasar yang dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. harga dasar akan berubah sesuai aksi emiten.
3.      Market Price
    Merupakan harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yangs sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup,maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).

2.1.1.6. Indeks Harga Saham

1. Pengertian Indeks Harga Saham
Untuk mengetahui pergerakan kegiatan ekonomi, naik atau turun, banyak orang yang melihatnya dari sisi indeks harga saham yang dicapai pada saat itu. Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 201).  Menurut Samsul (2006:179) indeks saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks.

2. Fungsi Indeks Harga saham
a.    Sebagai indikator tren pasar.
b.   Sebagai indikator tingkat keuntungan.
c.    Sebagai tolok ukur kinerja suatu portofolio.
d.   Memfasilitasi pembentukan portofolio.
e.    Memfasilitasi berkembangnya produk derivative.

3. Metodelogi Perhitungan Indeks Harga Saham
Pengukuran indeks harga saham memerlukan dua macam waktu, yaitu waktu dasar dan waktu yang berlaku. Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan waktu berlaku merupakan waktu dimana kegiatan akan diperbandingkan dengan waktu dasar. Harga dasar sering disebut dengan H0 dan harga yang berlaku sering disebut dengan Ht

Profitabilitas
            Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Pengertian profitabilitas yang disampaikan oleh Husnan (2001) bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.

Jenis-jenis  Profitabilitas
Jenis-jenis menghitung rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
1.      Profit Margin (Profit Margin on Sales).
2.      Return on Asset (ROA).
3.      Return on Equity (ROE).
4.      Laba per Lembar Saham (Earning Per Share)

1.      Profit Margin (Profit Margin on Sales).
Profit margin on Sales atau Rasio Profit Margin atau margin laba atas penjualan, adalah rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.
2.      Return on Assets (ROA).
Return on Total Assets  adalah rasio yang menunjukkan keuntungan atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. ROA menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai asetnya.
                              Laba bersih
ROA =            ----------------------- x 100%
                  Total aktiva

Semakin besar nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar. “Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (atau pendanaan) yang diberikan pada perusahaan” (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2005:65).
Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun saham preferan) atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan.
3.      Laba per Lembar Saham (Earning Per Share)
Rasio Laba per Lembar Saham (Earning Per Share) atau disebut juga rasio nilai buku, merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.

Suku Bunga
            Wiyani Dan Andi Wijayanto (2005:890), Bunga adalah Imbalan yang diberikan kepada seseorang atas sejumlah pinjaman atau tabungan, dimana besarnya ditentukan dalam bentuk persentase. Kasmir, (2008:135) mengatakan bahwa bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Suku bunga merupakan salah satu faktor yang cukup menarik bagi pemilik dana untuk menyimpan uangnya pada suatu bank. Suku bunga biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah yang dipinjamkan dan dengan dasar tahunan (annual basis/perannum). Bodie, Kane & Marcus (2006:180) mengatakan bahwa suku bunga merupakan salah satu masukan yang penting dalam keputusan investasi. Dalam bukunya Mohamad (2006:201) mengatakan bahwa kenaikan tingkat bunga memiliki dampak negatife terhadap setiap emiten karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat turunnya harga saham di pasar.

Fungsi Suku Bunga
a.  Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.

Kerangka Berpikir
Menurut Anoraga dan Piji (2001:60) “Harga saham di bursa efek ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran”. Artinya jika permintaan atas saham perusahaan emiten bertambah maka harga saham perusahaan tersebut akan naik, demikian juga sebaliknua sebaliknya. Faktor - faktor yang mempengaruhi harga saham berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Salah satu faktor internal yang diduga mempengaruhi harga saham adalah profitabilitas perusahaan.  Profitabilitas yang dimaksud disini adalah Return On Assets (ROA). ROA adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan pokok perusahaan dengan mengelola total aktiva (assets) yang dimiliki perusahaan. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin tinggi keuntungan. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. permintaan atas saham akan bertambah dan secara otomatis akan meningkatkan harga saham.
 Diluar faktor internal terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham. Salah satu faktor eksternal yang diduga mempengaruhi harga saham yaitu suku bunga. Suku bunga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suku bunga Bank Indonesia (BI Rate). Jika BI Rate mengalami kenaikan maka bank-bank yang ada terpaksa menaikkan suku bunga deposito maupun suku bunga kredit. ketika suku bunga simpanan (deposito) naik, maka masyarakat akan memilih menyimpan dana di instrument tabungan atau deposito, hal ini akan mengurangi permintaan akan saham. Dengan berkurangnya permintaan saham, maka harga saham akan cenderung menurun. Demikian juga sebaliknya, ketika suku bunga deposito menurun, maka masyarakat atau investor akan beralih ke instrument saham, dan hal ini meningkatkan permintaan terhadap saham sekaligus meningkatkan harga saham. Apabila suku bunga kredit mengalami kenaikan, maka perusahaan properti yang kebanyakan modalnya bersumber dari hutang (pinjaman dari bank) akan membayarkan beban bunga yang semakin meningkat juga. Kondisi tersebut akan menurunkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Berkurangnya laba atau profitabilitas perusahaan ini akan menyebabkan harga saham perusahaan cenderung menurun.









2.4. Hipotesis
            Ada pengaruh profitabilitas terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.      Ada pengaruh suku bunga terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.      Ada pengaruh Suku Bunga terhadap  profitabilitas perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

METODE PENELITIAN
            Lokasi penelitian adalah di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu pada perusahaan-perusahaan  yang terdaftar sebagai perusahaan sektor properti dan real estate. Data diperoleh dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret tahun 2014. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tergabung dalam perusahaan sektor properti dan real estate yang go public dan listing di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian (2009-2012). Jumlah populasi adalah sebanyak 54 perusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak 37 perusahaan yang didasarkan pada Metode purposive sampling yaitu  sampel ditentukan dengan Kriteria Perusahaan-perusahaan pada sektor properti dan real estate yang telah listing di Bursa Efek Indonesia dan yang mencantumkan (mempublikasikan) harga saham perusahaan selama periode penelitian (2009-2012). Variabel dalam penelitian ini meliputi Variabel Exogenous (X) yaitu Profitabilitas       (X1)  Suku Bunga (X2) dan    Variabel Endogenous (Y) Harga Saham (Y)

Definisi Operasional

1. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba (keuntungan) dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas pada penelitian ini dihitung berdasarkan Return on Assets (ROA) yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan pokok perusahaan dengan mengelola total aktiva (assets) yang dimiliki perusahaan untuk melakukan aktivitas perusahaan secara keseluruhan.

2. Suku Bunga
Suku bunga adalah harga atas dana yang dipinjam dari pihak bank pada periode waktu tertentu. Suku bunga dinyatakan dalam bentuk persentase uang pokok per unit waktu. Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI Rate).

3. Harga Saham
Harga saham adalah harga perlembar dari suatu saham yang diperjualbelikan dipasar modal yang berdasarkan pada permintaan dan penawaran pada saham tertentu. Dalam penelitian ini harga saham akan dihitung berdasarkan indeks harga saham individu yaitu indeks harga saham masing-masing emiten.

Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dengan program SPSS. Namun, sebelum menggunakan analisis jalur, terlebih dahulu perlu diakukan pengujian penyimpangan dengan uji asumsi klasik.

Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan program SPSS. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui  apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi, uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel, tetapi pada nilai residualnya. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, uji normal P Plot dan histogram.

B. Uji Linieritas
            Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pada pengujian ini digunakan Linearity Test dengan taraf signifikansi 0,05. Variabel dikatakan mempunyai hubungan linear bila signifikansi kurang dari 0,05 (Sarwono, 2011).

Analisis Jalur
Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung”. (Robert D. Retherford 1993).  Analisis ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh variabel eksogen (Suku Bunga dan Profitabilitas) terhadap variabel endogen (Harga Saham).

Pengujian Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel eksogen secara individual (parsial) atau masing-masing terhadap variabel endogen Y (Ghozali,2007).   Kriteria pengambilan keputusan apabila tingkat signifikansi < 5% maka hipotesis dapat diterima, dan jika tingkat signifikansi > 5% maka hipotesis ditolak. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan di muka dengan menggunakan alat bantu Statistic Package For Social Science (SPSS).

Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa besar keterikatan antara variabel eksogen terhadap variasi variabel endogen. Nilai Koefisien Determinasi (R2) adalah antara nol dan satu.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis jalur dapat dilakukan dengan memperhatikan tabel coefficients dibawah ini. Yang perlu diperhatikan adalah standardized coefficients beta pada tabel coefficients dibawah ini.
Tabel 4.19
Koefisien Jalur Profitabilitas dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham

Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-3,066
1,168

Profitabilitas
13,002
1,843
,501
SukuBunga
38,196
17,447
,156
              
                a. Dependent Variable: HargaSaham                      
                Sumber: Dari Hasil pengolahan SPSS
           
X1 (profitabilitas) memiliki hubungan positif terhadap Y (Harga Saham). Jika X(profitabilitas) bertambah sebesar 1% maka nilai y (harga saham) maka Harga saham bertambah 0,501.
X2 (Suku Bunga) memiliki hubungan positif terhadap  Y (harga saham). Jika suku bunga bertambah 1% maka nilai harga saham bertambah 0,156.

Suku Bunga terhadap Profitabilitas
Tabel 4.20
Koefisien Jalur Suku Bunga Terhadap Profitabilitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
,081
,052

Sukubunga
-,426
,783
-,045
                    a. Dependent Variable: Profitabilitas
               Sumber: Dari Hasil pengolahan SPSS

 X1 dan X2 memiliki hubungan yang berlawanan atau negative. Jika suku bunga bertambah sebesar 1% maka profitabilitas berkurang sebesar 0,045. 

Uji Hipotesis X1 terhadap Y
                                                                               Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-3,066
1,168

-2,625
,010
Profitabilitas
13,002
1,843
,501
7,053
,000
Dependent Variabel: Harga Saham
        
Dalam hipotesis penelitian dikatakan bahwa Ada pengaruh profitabilitas terhadap harga saham.Terlihat pada kolom signifikansi = 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 atau pada kolom t = 7,053 yang lebih besar dari titik kritis 1,976. Dengan demikian H0 ditolak. Dan H1 diterima. Artinya hipotesis dalam penelitian ini diterima. Bahwa ada pengaruh antara profitabilitas terhadap harga saham.

Uji Hipotesis  X2 terhadap Y
                                                                    Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-3,066
1,168

-2,625
,010
SukuBunga
38,196
17,447
,156
2,189
,003
Dependent Variabel: Harga Saham


            Terlihat pada kolom signifikansi = 0,003 yang lebih kecil dari 0,05 atau pada kolom t = 2,189 yang lebih besar dari titik kritis 1,976. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya hipotesis dalam penelitian ini diterima. Bahwa Ada pengaruh antara suku bunga terhadap harga saham.

Uji Hipotesis X2 terhadap X1
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
,081
,052

1,552
,123
Sukubunga
-,426
,783
-,045
-,544
,587
a. Dependent Variable: Profitabilitas
           
            Terlihat pada kolom signifikansi = 0,587 yang lebih besar dari 0,05 atau pada kolom t = -0,544 yang lebih kecil dari titik kritis 1,976. Dengan demikian H0 diterima, H1 ditolak bahwa Suku bunga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Koefisien Determinan (R2)
Model Summaryb

Model
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change
Sig. F Change
1
,269
,259
1,15530
,269
26,631
,000
a. Predictors: (Constant), SukuBunga, Profitabilitas
b. Dependent Variable: HargaSaham

R2 untuk Profitabilitas dan suku bunga terhadap harga saham
            Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS yang terdapat pada tabel diatas, model summary (b) diketahui nilai R Square sebesar 0,269 (0,27) artinya 27% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yaitu (profitabilitas dan suku bunga).

Koefisien Determinasi untuk suku bunga terhadap Profitabilitas
                      Model Summaryb
Model
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change
Sig. F Change
1
,002
-,005
,051870
,002
,296
,587
a. Predictors: (Constant), Sukubunga
b. Dependent Variable: Profitabilitas

            Pada tabel model summary (b) diatas diketahui nilai R Square sebesar 0,02 artinya 0,2% variabel endogen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel eksogen yaitu (suku bunga).
Berdasarkan seluruh hasil analisa dan perhitungan diatas maka dapat digambarkan diagram jalur sebagai berikut:
 




Hubungan Profitabilitas terhadap Harga saham
            Pada analisis jalur yang dilakukan maka dijelaskan koefisien jalur antara profitabilitas dan harga saham sebesar 0,501 (50,1%). Artinya bahwa kedua variabel ini memiliki hubungan positif. Jika profitabilitas bertambah sebesar 1% maka Harga saham bertambah 0,501. Berarti peningkatan profitabilitas mempengaruhi peningkatan nilai harga saham sebesar 50,1%. Pada uji T yang dilakukan, apabila diperhatikan tingkat signifikansinya maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap harga saham, dikarenakan tingkat signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara profitabilitas dengan harga saham.

4.5.2.  Hubungan Suku Bunga terhadap Harga saham
            Dari hasil analisis jalur yang dilakukan maka dihasilkan koefisien jalur antara suku bunga terhadap harga saham sebesar 0,156 (15,6%). Artinya bahwa jika suku bunga bertambah 1% maka nilai harga saham bertambah 0,156 atau 15,6%.  Suku Bunga memiliki pengaruh langsung  terhadap harga saham sebesar 0,24%. Dari hasil uji t dapat dilihat bahwa suku bunga dan harga saham memiliki pengaruh. Dengan demikian hipotesis diterima. Akan tetapi hasil tersebut menggambarkan bahwa suku bunga dan harga saham mempunyai hubungan positif.

4.5.3.  Hubungan Suku Bunga terhadap Profitabilitas    
Dari hasil analisis jalur  tentang hubungan suku bunga terhadap profitabilitas, menunjukkan bahwa koefisien jalur sebesar – 0,045  artinya jika suku bunga bertambah sebesar 1% maka profitabilitas berkurang sebesar 4,5%. Berarti suku bunga dan profitabilitas memiliki hubungan negatif. Suku Bunga memiliki pengaruh langsung sebesar 0,02% dan tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Akan tetapi jika dilihat dari tabel signifikansi menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara suku bunga dan profitabilitas, dikarenakan tingkat signifikansi > 0,05 yaitu 0,587. Hal ini berarti bahwa Ho diterima dan hipotesis penelitian ini ditolak. Namun jika dilihat dari Beta menggambarkan pengaruh negative. Hal ini tidak memiliki makna apabila signifikansi dan uji t nya tidak terpenuhi.

SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1.      Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini terjadi karena pada saat profitabilitas perusahaan properti dan real estate mengalami peningkatan, investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Semakin banyaknya permintaan terhadap saham properti menyebabkan harga saham juga semakin meningkat.
2.    Suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini bertentangan dengan mayoritas teori yang ada. Banyak teori dan konsep yang menyatakan bahwa suku bunga bank Indonesia berpengaruh negative terhadap harga saham. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya hubungan yang positif antara suku bunga dan harga saham. Salah satunya adalah pada saat terjadi peningkatan suku bunga, permintaan rumah juga mengalami peningkatan melebihi peningkatan suku bunga. Selain itu peningkatan suku bunga yang terjadi tidak terlalu tinggi dan tidak berimbas menurunkan profitabilitas perusahaan.
3.  Terdapat pengaruh negative dan tidak signifikan antara suku bunga dan profitabilitas. Hal ini terjadi karena kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia akan meningkatkan suku bunga kredit pinjaman. Meningkatnya suku bunga pinjaman di bank akan berimbas pada meningkatnya beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan, meningkatnya beban pinjaman akan menurunkan profitabilitas perusahaan.

5          5.2. Saran
1.   Dari hasil analisis yang diperoleh ternyata profitabilitas mempengaruhi harga saham perusahaan properti dan real estate. Hal ini berarti bahwa variabel profitabilitas adalah variabel yang sangat penting. Oleh karena itu Perusahaan sebaiknya meningkatkan profitabilitas perusahaan. Untuk meningkatkan profitabilitas maka perusahaan harus mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi baik yang diperoleh dari hasil penjualan maupun penyewaan rumah atau bangunan lainnya. Dan perusahaan properti harus memperhatikan segala hal-hal yang mampu mendukung peningkatan penjualan dan permintaan terhadap rumah dan gedung lainnya. Apabila profitabilitas perusahaan tinggi maka para investor akan lebih tertarik membeli saham perusahaan  tersebut dan mendorong naiknya harga saham.
2.  Suku bunga memiliki pengaruh positif terhadap harga saham, namun tidak kuat. Walaupun demikian perusahaan tetap harus memperhatikan pergerakan suku bunga. Suku bunga akan berpengaruh positif terhadap harga saham pada jangka panjang dan berpengaruh negative dalam jangka pendek. Dengan demikian perusahaan properti perlu mengamati pergerakan suku bunga. Sebaiknya ketika suku bunga naik, perusahaan sebaiknya mengelola pinjaman tersebut dengan baik.
3. Bagi investor yang ingin menanamkan modalnya pada perusahaan properti hendaknya memperhatikan tingkat profitabilitas perusahaan dan suku bunga.. Dalam penelitian ini hasil perhitungan menunjukkan adanya pengaruh negative suku bunga terhadap profitabilitas. Namun pengaruhnya kecil. Akan tetapi tetap perlu diperhatikan karena hal tersebut akan mempengaruhi deviden yang akan diterima investor. Apabila deviden yang tersedia bagi investor sedikit, maka persepsi investor terhadap perusahaan akan buruk sehingga hal tersebut akan menurunkan minat investasi para investor. Akhirnya permintaan saham menurun, profitabilitas menurun, dan akhirnya harga saham juga ikut menurun.



Comments

Popular posts from this blog

Target costing and cost analysis for pricing decisions I.       TARGET COSTING 1.       Pengertian Target Costing Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut manajemen untuk berpikir lebih keras mengenai kebijakan yang harus dilakukan untuk tetap bertahan atau menjadi lebih unggul dalam bisnis. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh tehadap persaingan bisnis adalah faktor harga atau pricing. Metode penentuan harga akan sangat berpengaruh dalam hal ini. Dalam penentuan harga penentuan target cost adalah langkah yang terbaik. Berikut adalah beberapa literature yang menerangkan pengertian target costing: 1.       Menurut Hansen dan Mowen (2000): “Kalkulasi biaya target (target costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (harga target) dimana pelanggan bersedia membayarnya. Ini juga sering disebut sebagai kalkulasi biaya berdasarkan harga (price-driv...

ME and De Javu

I don’t hate, I don’t love and I just a little bit interested to tell about this. I acknowledge that life has so much secret and mystery. I say that because I have experienced something in my life but I don't need to tell it one by one. As a human, it’s something normal for me to falling in love with someone (man). In different times I have ever felt in love with more than one of men. But I don’t know why, it seems like knowing them (men) make me feel some thing called de javu (is the phenomenon of having the feeling that the situation currently being experienced has already been experienced in the past : Quoted). It’s not about me and them. But about other girl who disturbs me and suddenly come up and forcefully I have to know her. The wirdest is each girl has similarity.Similarity at face, family name, and even at the different family name they have the same friends. and all of them have potential to know each other. This is so strange and still be a BIG question !!! ...

Thankyou 2019, and Lets heal together 2020

Hi guys, how are you? I hope you all have a good life and keep spirit through this all. It has been so long I didnt touch this blog. And actually I should have greeted you when we set our foots in the new year 2020 and said goodbye to 2019. But somehow this must be missed.   2019, an year that was so beautiful and the most beautiful among the years in my life.  The various achievements I have obtained were so extraordinary.  2019 January may be something very proud for me.  where at that time I officially hold my master degree in accounting.  Then in February, I got married to the person I really care about in my life, then in April I got the best news in my life, yes, I'm pregnant.  my first child.  even though after that I went through extraordinary struggles, but in the end I was able.  I'm not even sure I can get through it all. Then finally in November I gave birth to a super cute baby boy and became the most beautiful Christmas gift in ...