Pengaruh Profitabilitas dan Suku Bunga Terhadap
Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Oleh: Ervina R Hasibuan
Universitas Negeri Medan
Manajemen Keuangan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan dapat menjelaskan pengaruh profitabilitas dan suku bunga
terhadap harga saham Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di BEI.
Harga saham diukur dengan menggunakan Indeks Harga saham Individu. Profitabilitas
diukur dengan menggunakan Return On Asset
(ROA). Suku Bunga yang digunakan adalah BI Rate. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 54 perusahaan yang
terdaftar di BEI. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive Sampling dan menghasilkan
sampel sebanyak 37 perusahaan. Hasil penelitian ini, menyatakan bahwa secara
parsial ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, suku bunga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, dan suku bunga
berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profitabilitas.
Kata
Kunci: profitabilitas, suku bunga, harga
saham
ABSTRACT
This research aimed to determine and to explain the influence of profitability and interest rates toward stock prices of Property and Real Estate Company listed on the Stock Exchange . The stock price is measured by using individual stock price index . Profitability is measured by using the Return on Assets ( ROA ) . Interest rate used is the BI Rate. The population in this research is 54 companies listed on the Stock Exchange . The sampling method used was purposive sampling and sample is 37 companies. The results of this research, suggesting that ROA partially positive and significant impact on stock prices , interest rates have a significant positive effect on stock prices , and interest rates have no significant negative effect on profitability .
Keywords
: profitability , interest rate , stock price
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Setiap perusahaan bertujuan untuk
memperoleh keuntungan atau laba yang optimal. Dalam mewujudkan tujuan tersebut
perusahaan tidak terlepas dari berbagai masalah yang dihadapi, salah satunya
adalah masalah permodalan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.
Dalam kaitannya dengan masalah permodalan, perusahaan biasanya dihadapkan pada
dua pilihan sumber modal yaitu modal asing (pinjaman) dan modal sendiri.
Penggunaan modal sendiri yang dimaksud disini adalah pengadaan modal dengan
cara penerbitan saham dan dipasarkan melalui bursa efek. Penjualan saham
dibursa efek didasarkan pada harga jual saham. Menurut Anoraga dan Piji
(2001:60) harga saham di bursa efek ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran. Artinya jika permintaan atas saham perusahaan emiten bertambah maka
harga saham perusahaan tersebut akan naik, dan begitu juga sebaliknya.
Perusahaan properti dan real estate
merupakan sebuah perusahaan yang menyediakan berbagai keperluan konsumen berupa
rumah atau properti lainnya. Jika diperhatikan keadaan harga saham perusahaan
properti dan real estate yang tergabung di Bursa Efek, pada bulan Mei - Agustus
tahun 2013 dinyatakan pada gambar grafik Indeks Harga Saham berikut:
Berdasarkan data grafik indeks harga
saham properti diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi harga saham
perusahaan-perusahaan pada sektor properti dan real estate cenderung menurun
dari bulan Mei - Agustus tahun 2013. Kondisi ini dapat dijadikan indikasi bahwa
permintaan atas saham perusahaan properti pada bulan Mei – Agustus 2013
berkurang, dan dikhawatirkan mempengaruhi stabilitas keuangan perusahaan, yaitu
permodalannya kurang menjamin kelancaran kegiatan perusahaan dalam mencapai
tujuan. Berkurangnya permintaan atas saham perusahaan emiten dapat terjadi
disebabkan banyak hal, salah satu diantaranya adalah kemampuan perusahaan
emiten dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) yang akan dibagi kepada
investor semakin berkurang yang
akhirnya berdampak pada berkurangnya
minat atau motivasi investor untuk
berinvestasi pada saham perusahaan properti. Berkurangnya minat dan motivasi
investor dalam berinvestasi saham ini yang mengakibatkan permintaan terhadap
saham berkurang atau menurun. Permintaan saham yang menurun menyebabkan
harga saham juga menurun. Namun yang menjadi fenomena pada sektor
properti ini adalah pencapaian perusahaan dalam hal profitabilitas semakin
meningkat akan tetapi harga saham cenderung menurun. Banyaknya permintaan
masyarakat akan hunian/rumah, bangunan perkantoran maupun apartement
menyebabkan laba atau profitabilitas perusahaan meningkat. Memperhatikan
Kondisi profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan properti dan real estate
dari triwulan kedua sampai triwulan ketiga dinyatakan pada grafik dibawah ini:
Berdasarkan grafik tersebut ditunjukkan
bahwa profitabilitas yang dicapai perusahaan properti cenderung mengalami
peningkatan. Kondisi ini seyogyanya menjadi daya tarik bagi para investor untuk
berinvestasi pada saham perusahaan Properti. Permintaan atas saham perusahaan
yang mengalami peningkatan akan mendorong harga saham juga naik. Semakin
tingggi tingkat profitabilitas maka nilai perusahaan juga akan semakin tinggi. Hal
ini akan diikuti pula dengan peningkatan harga saham yang akan memberikan
keuntungan bagi suatu perusahaan. Namun kenyataannya pada waktu yang bersamaan
dengan peningkatan profitabilitas perusahaan tersebut, harga saham cenderung
mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan adanya fenomena gap, dimana teori
tidak sesuai dengan kenyataan.
Disamping profitabilitas, faktor lain
sebagai faktor eksternal yang diperkirakan
mempengaruhi harga saham adalah suku bunga. Menurut Anoraga dan Piji
(2008:80) “Tingkat bunga adalah salah satu unsur yang penting dalam investasi
pasar modal”. Apabila suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) mengalami kenaikan, secara otomatis suku bunga deposito juga
akan mengalami kenaikan. Dengan
tingginya tingkat suku bunga deposito maka para investor akan beralih
berinvestasi pada tabungan atau deposito dan meninggalkan instrumen saham.
Sehingga permintaan terhadap saham berkurang dan otomatis akan menurunkan harga
saham begitu juga Sebaliknya. Suku bunga naik
adalah suatu hal yang tak bisa dihindari, karena biaya dana juga naik. Artinya
disini adalah ketika BI Rate mengalami
kenaikan, maka bank-bank umum lainnya akan menaikkan suku bunga pinjaman (suku
bunga kredit). Dengan naiknya suku bunga kredit maka perusahaan properti yang
secara umum memiliki sumber dana dari hutang (pinjaman dari bank) harus
membayar beban yang semakin tinggi untuk bunga pinjaman, hal ini akan
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Dimana profitabilitas perusahaan
akan menurun dan akan diikuti dengan penurunan harga saham. Berdasarkan uraian
latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mencari tahu tentang
bagaimana pengaruh atau hubungan profitabilitas dan suku bunga terhadap harga
saham.
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana
pengaruh profitabilitas terhadap harga saham perusahaan Properti?
2. Bagaimana
pengaruh suku bunga terhadap harga saham perusahaan Properti?
3. Bagaimana
pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas
perusahaan Properti?
Pembatasan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah pengaruh
profitabilitas dan suku bunga terhadap harga saham perusahaan properti.
Perumusan
Masalah
1. Apakah
ada pengaruh profitabilitas terhadap harga saham perusahaan properti?
2. Apakah
ada pengaruh suku bunga terhadap harga saham perusahaan properti?
3. Ada
pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas perusahaan?
1.2.Apakah
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dan dapat menjelaskan pengaruh profitabilitas dan suku bunga terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estate.
2.
KAJIAN PUSTAKA
Harga
Saham
Saham adalah instrumen pasar modal yang diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia. Samsul (2006:45), saham
adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut sebagai
pemegang saham (shareholder atau stockholder). Tjiptono dan Hendy
(2006:6), saham disefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham dimiliki oleh
mereka yang telah membelinya, yaitu yang telah menyerahkan sejumlah dana atau
uang ke dalam perusahaan agar kegiatan perusahaan bisa berjalan dengan lancar.
Mereka ini kemudian disebut “Pemegang Saham“. Pemegang saham suatu perusahaan
turut memiliki sebagian dari perusahaan tersebut. Tujuan utama bagi perusahaan
melakukan penjualan saham kepada masyarakat adalah untuk memperoleh dana.
Budisantoso dan Triandaru (2006:293).
Sedangkan harga saham adalah harga suatu
saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pelaku pasar serta permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar
modal (Jogiyanto 2008:167). Menurut Sartono (2010:40), pada dasarnya harga
saham ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Kenaikan permintaan
akan mengakibatkan harga naik dan sebaliknya penurunan permintaan akan
mengakibatkan harga saham turun. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa
harga saham adalah harga perlembar dari suatu saham yang diperjualbelikan dipasar modal
yang berdasarkan pada permintaan dan penawaran pada saham tertentu. Jika
ditinjau dari segi kemampuan dalam hak klaim, maka saham terbagi atas:
a. Saham
biasa, yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap
pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi. Saham ini paling banyak dikenal dan diperdagangkan di
pasar.
b. Saham
preferen, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi
dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi juga bisa
tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
Manfaat
Kepemilikan Saham
(Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 6) Pada
dasarnya ada dua keuntungan atau manfaat yang diperoleh pemodal dengan membeli
atau memiliki saham yaitu:
1. Dividen
Dividen
adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut
atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
2. Capital
Gain
Capital
gain adalah selisih antara harga beli
dan harga jual.
3. Saham
Bonus
Saham bonus merupakan saham yang dibagikan
perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari selisih antara harga
jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan
penawaran umum di pasar perdana (Agio saham).
2.1.1.4. Nilai Saham
Menurut Anoraga dan Pakarti (2008:58)
Nilai suatu saham dibagi menjadi:
1. Nilai
Nominal
Nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi
(ketentuan UU PT No. 1/1995).
2. Base
Price (Harga Dasar)
Yaitu harga perdana yang digunakan untuk menentukan nilai dasar
yang dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. harga dasar akan
berubah sesuai aksi emiten.
3. Market
Price
Merupakan harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang
paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar
yangs sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup,maka harga pasar adalah
harga penutupannya (closing price).
2.1.1.6.
Indeks Harga Saham
1. Pengertian Indeks Harga Saham
Untuk mengetahui pergerakan kegiatan ekonomi, naik atau turun, banyak orang yang melihatnya dari sisi indeks harga saham yang dicapai pada saat itu. Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 201). Menurut Samsul (2006:179) indeks saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks.
2. Fungsi Indeks Harga saham
a.
Sebagai indikator tren pasar.
b.
Sebagai indikator tingkat keuntungan.
c.
Sebagai tolok ukur kinerja suatu
portofolio.
d.
Memfasilitasi pembentukan portofolio.
e.
Memfasilitasi berkembangnya produk
derivative.
3. Metodelogi Perhitungan Indeks Harga Saham
Pengukuran indeks harga saham memerlukan dua macam waktu, yaitu waktu dasar dan waktu yang berlaku. Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan waktu berlaku merupakan waktu dimana kegiatan akan diperbandingkan dengan waktu dasar. Harga dasar sering disebut dengan H0 dan harga yang berlaku sering disebut dengan Ht.
Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan. Pengertian profitabilitas yang disampaikan oleh Husnan (2001)
bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham
tertentu.
Jenis-jenis Profitabilitas
Jenis-jenis menghitung rasio
profitabilitas adalah sebagai berikut:
1. Profit Margin
(Profit Margin on Sales).
2. Return on
Asset (ROA).
3. Return on Equity
(ROE).
4. Laba
per Lembar Saham (Earning Per Share)
1. Profit Margin
(Profit Margin on Sales).
Profit
margin on Sales atau Rasio Profit Margin atau margin
laba atas penjualan, adalah rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba
atas penjualan. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara laba bersih
setelah pajak dengan penjualan bersih.
2. Return on
Assets (ROA).
Return
on Total Assets adalah rasio yang menunjukkan keuntungan atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. ROA
menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari
nilai asetnya.
Laba bersih
ROA =
----------------------- x 100%
Total aktiva
Semakin besar nilai ROA, menunjukkan
kinerja perusahaan yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian
investasi semakin besar. “Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari
seluruh aktiva (atau pendanaan) yang diberikan pada perusahaan” (Wild,
Subramanyam, dan Halsey, 2005:65).
Return
on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang
tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun saham
preferan) atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan.
|
3. Laba
per Lembar Saham (Earning Per Share)
Rasio Laba per Lembar Saham (Earning Per Share) atau disebut juga
rasio nilai buku, merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam
mencapai keuntungan bagi pemegang saham.
Suku Bunga
Wiyani Dan Andi Wijayanto (2005:890), Bunga adalah Imbalan yang
diberikan kepada seseorang atas sejumlah pinjaman atau tabungan, dimana
besarnya ditentukan dalam bentuk persentase. Kasmir, (2008:135) mengatakan bahwa bunga bank dapat diartikan sebagai
balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada
nasabah yang membeli atau menjual produknya. Suku bunga merupakan salah satu
faktor yang cukup menarik bagi pemilik dana untuk menyimpan uangnya pada suatu
bank. Suku bunga biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah yang
dipinjamkan dan dengan dasar tahunan (annual basis/perannum). Bodie, Kane & Marcus (2006:180)
mengatakan bahwa suku bunga merupakan salah satu masukan yang penting dalam
keputusan investasi. Dalam bukunya Mohamad (2006:201) mengatakan bahwa kenaikan
tingkat bunga memiliki dampak negatife terhadap setiap emiten karena akan
meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih. Penurunan
laba bersih akan mengakibatkan laba per saham juga menurun dan akhirnya akan
berakibat turunnya harga saham di pasar.
Fungsi
Suku Bunga
a. Sebagai daya tarik
bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam
rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri
tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam
dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan
sektor lain.
c. Pemerintah dapat
memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti,
pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
Kerangka
Berpikir
Menurut Anoraga dan Piji (2001:60)
“Harga saham di bursa efek ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran”.
Artinya jika permintaan atas saham perusahaan emiten bertambah maka harga saham
perusahaan tersebut akan naik, demikian juga sebaliknua sebaliknya. Faktor - faktor yang mempengaruhi harga saham berasal
dari internal dan eksternal perusahaan. Salah satu faktor internal yang diduga
mempengaruhi harga saham adalah profitabilitas perusahaan. Profitabilitas yang dimaksud disini adalah Return On Assets (ROA). ROA adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan pokok perusahaan dengan
mengelola total aktiva (assets) yang dimiliki perusahaan. Assets atau aktiva
yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal
sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi
aktiva-aktiva perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin tinggi keuntungan.
Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih perusahaan yang
bersangkutan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan
menjadikan investor tertarik akan nilai saham. permintaan atas saham akan
bertambah dan secara otomatis akan meningkatkan harga saham.
Diluar
faktor internal terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham. Salah
satu faktor eksternal yang diduga mempengaruhi harga saham yaitu suku bunga.
Suku bunga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suku bunga Bank Indonesia
(BI Rate). Jika BI Rate mengalami kenaikan maka bank-bank
yang ada terpaksa menaikkan suku bunga deposito maupun suku bunga kredit.
ketika suku bunga simpanan (deposito) naik, maka masyarakat akan memilih
menyimpan dana di instrument tabungan atau deposito, hal ini akan mengurangi
permintaan akan saham. Dengan berkurangnya permintaan saham, maka harga saham
akan cenderung menurun. Demikian juga sebaliknya, ketika suku bunga deposito
menurun, maka masyarakat atau investor akan beralih ke instrument saham, dan
hal ini meningkatkan permintaan terhadap saham sekaligus meningkatkan harga saham.
Apabila suku bunga kredit mengalami kenaikan, maka perusahaan properti yang
kebanyakan modalnya bersumber dari hutang (pinjaman dari bank) akan membayarkan
beban bunga yang semakin meningkat juga. Kondisi tersebut akan menurunkan laba
yang dihasilkan oleh perusahaan. Berkurangnya laba atau profitabilitas
perusahaan ini akan menyebabkan harga saham perusahaan cenderung menurun.
2.4. Hipotesis
Ada
pengaruh profitabilitas terhadap harga saham perusahaan properti dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1. Ada
pengaruh suku bunga terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Ada
pengaruh Suku Bunga terhadap
profitabilitas perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
METODE
PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah di Bursa Efek Indonesia (BEI)
yaitu pada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar sebagai perusahaan sektor properti dan real estate. Data diperoleh
dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret tahun 2014. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
tergabung dalam perusahaan sektor properti dan real estate yang go public dan listing di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian
(2009-2012). Jumlah populasi adalah sebanyak 54 perusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak 37 perusahaan yang didasarkan pada
Metode purposive sampling yaitu sampel ditentukan dengan Kriteria Perusahaan-perusahaan
pada sektor properti dan real estate yang telah listing di Bursa Efek Indonesia dan yang mencantumkan
(mempublikasikan) harga saham perusahaan selama periode penelitian (2009-2012).
Variabel dalam penelitian ini meliputi Variabel Exogenous (X) yaitu
Profitabilitas (X1) Suku Bunga (X2) dan Variabel Endogenous (Y) Harga Saham (Y)
Definisi Operasional
1. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba (keuntungan) dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas pada penelitian ini dihitung berdasarkan Return on Assets (ROA) yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan pokok perusahaan dengan mengelola total aktiva (assets) yang dimiliki perusahaan untuk melakukan aktivitas perusahaan secara keseluruhan.
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba (keuntungan) dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas pada penelitian ini dihitung berdasarkan Return on Assets (ROA) yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan pokok perusahaan dengan mengelola total aktiva (assets) yang dimiliki perusahaan untuk melakukan aktivitas perusahaan secara keseluruhan.
2. Suku Bunga
Suku bunga adalah harga atas dana yang dipinjam dari pihak bank pada periode waktu tertentu. Suku bunga dinyatakan dalam bentuk persentase uang pokok per unit waktu. Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI Rate).
Suku bunga adalah harga atas dana yang dipinjam dari pihak bank pada periode waktu tertentu. Suku bunga dinyatakan dalam bentuk persentase uang pokok per unit waktu. Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI Rate).
3. Harga Saham
Harga saham adalah harga perlembar
dari suatu saham yang diperjualbelikan dipasar modal yang berdasarkan pada
permintaan dan penawaran pada saham tertentu. Dalam penelitian ini harga
saham akan dihitung berdasarkan indeks harga saham individu yaitu indeks harga
saham masing-masing emiten.
Teknik
Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dengan program SPSS. Namun, sebelum menggunakan analisis jalur,
terlebih dahulu perlu diakukan pengujian penyimpangan dengan uji asumsi klasik.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan
untuk menguji suatu model yang
termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Pengujian
ini dilakukan dengan program SPSS. Uji
asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
A. Uji
Normalitas
Uji normalitas
dimaksudkan untuk mengetahui apakah
nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi, uji normalitas bukan
dilakukan pada masing-masing variabel, tetapi pada nilai residualnya. Uji
normalitas dapat dilakukan dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test, uji normal P Plot dan histogram.
B. Uji Linieritas
Uji
Linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel mempunyai hubungan
yang linear atau tidak secara signifikan. Pada pengujian ini digunakan Linearity Test dengan taraf signifikansi
0,05. Variabel dikatakan mempunyai hubungan linear bila signifikansi kurang
dari 0,05 (Sarwono, 2011).
Analisis Jalur
Analisis
jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi
pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung
tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung”. (Robert D.
Retherford 1993). Analisis ini digunakan untuk menguji
besarnya pengaruh variabel eksogen (Suku Bunga dan Profitabilitas) terhadap variabel endogen (Harga Saham).
Pengujian Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel eksogen secara individual (parsial) atau
masing-masing terhadap variabel endogen Y (Ghozali,2007).
Kriteria pengambilan keputusan apabila tingkat
signifikansi < 5% maka hipotesis dapat diterima, dan jika tingkat
signifikansi > 5% maka hipotesis ditolak. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk menguji hipotesis
yang telah dirumuskan di muka dengan menggunakan alat bantu Statistic Package
For Social Science (SPSS).
Koefisien
Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk
mengukur seberapa besar keterikatan antara variabel eksogen terhadap variasi
variabel endogen. Nilai Koefisien Determinasi (R2) adalah antara nol
dan satu.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Analisis jalur dapat
dilakukan dengan memperhatikan tabel coefficients dibawah ini. Yang perlu diperhatikan
adalah standardized coefficients beta pada tabel coefficients dibawah ini.
Tabel 4.19
Koefisien Jalur Profitabilitas dan
Suku Bunga Terhadap Harga Saham
Coefficientsa
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||
1
|
(Constant)
|
-3,066
|
1,168
|
|
Profitabilitas
|
13,002
|
1,843
|
,501
|
|
SukuBunga
|
38,196
|
17,447
|
,156
|
a.
Dependent Variable: HargaSaham
Sumber: Dari
Hasil pengolahan SPSS
X1 (profitabilitas)
memiliki hubungan positif terhadap Y (Harga Saham). Jika X1 (profitabilitas) bertambah sebesar 1%
maka nilai y (harga saham) maka Harga saham bertambah 0,501.
X2 (Suku
Bunga) memiliki hubungan positif terhadap
Y (harga saham). Jika suku bunga bertambah 1% maka nilai harga saham
bertambah 0,156.
Suku
Bunga terhadap Profitabilitas
Tabel
4.20
Koefisien Jalur Suku Bunga Terhadap
Profitabilitas
Coefficientsa
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||
1
|
(Constant)
|
,081
|
,052
|
|
Sukubunga
|
-,426
|
,783
|
-,045
|
a.
Dependent Variable: Profitabilitas
Sumber:
Dari Hasil pengolahan SPSS
X1 dan X2 memiliki
hubungan yang berlawanan atau negative. Jika suku bunga bertambah sebesar 1%
maka profitabilitas berkurang sebesar 0,045.
Uji
Hipotesis X1 terhadap Y
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
-3,066
|
1,168
|
-2,625
|
,010
|
|
Profitabilitas
|
13,002
|
1,843
|
,501
|
7,053
|
,000
|
Dependent Variabel: Harga Saham
Dalam hipotesis penelitian dikatakan bahwa Ada
pengaruh profitabilitas terhadap harga saham.Terlihat
pada kolom signifikansi = 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 atau pada kolom t =
7,053 yang lebih besar dari titik kritis 1,976. Dengan demikian H0 ditolak.
Dan H1 diterima. Artinya hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Bahwa ada pengaruh antara profitabilitas terhadap harga saham.
Uji
Hipotesis X2 terhadap Y
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
-3,066
|
1,168
|
-2,625
|
,010
|
|
SukuBunga
|
38,196
|
17,447
|
,156
|
2,189
|
,003
|
Dependent Variabel: Harga Saham
Terlihat
pada kolom signifikansi = 0,003 yang lebih kecil dari 0,05 atau pada kolom t =
2,189 yang lebih besar dari titik kritis 1,976. Dengan demikian H0 ditolak
dan H1 diterima. Artinya hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Bahwa Ada pengaruh antara suku bunga terhadap harga saham.
Uji
Hipotesis X2 terhadap X1
Coefficientsa
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
,081
|
,052
|
1,552
|
,123
|
|
Sukubunga
|
-,426
|
,783
|
-,045
|
-,544
|
,587
|
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Terlihat
pada kolom signifikansi = 0,587 yang lebih besar dari 0,05 atau pada kolom t =
-0,544 yang lebih kecil dari titik kritis 1,976. Dengan demikian H0 diterima,
H1 ditolak bahwa Suku bunga tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.
Koefisien Determinan (R2)
a.
Predictors: (Constant), SukuBunga, Profitabilitas
b.
Dependent Variable: HargaSaham
|
R2 untuk Profitabilitas
dan suku bunga terhadap harga saham
Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS yang terdapat
pada tabel diatas, model summary (b) diketahui nilai R Square sebesar 0,269
(0,27) artinya 27% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
bebas yaitu (profitabilitas dan suku bunga).
Koefisien
Determinasi untuk suku bunga terhadap Profitabilitas
Model Summaryb
Model
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Change Statistics
|
||
R Square Change
|
F Change
|
Sig. F Change
|
||||
1
|
,002
|
-,005
|
,051870
|
,002
|
,296
|
,587
|
a. Predictors:
(Constant), Sukubunga
b. Dependent
Variable: Profitabilitas
Pada tabel model summary (b) diatas diketahui nilai R
Square sebesar 0,02 artinya 0,2% variabel endogen dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel eksogen yaitu (suku bunga).
Berdasarkan seluruh hasil analisa dan
perhitungan diatas maka dapat digambarkan diagram jalur sebagai berikut:
Hubungan
Profitabilitas terhadap
Harga saham
Pada analisis jalur yang dilakukan maka dijelaskan
koefisien jalur antara profitabilitas dan harga saham sebesar 0,501 (50,1%).
Artinya bahwa kedua variabel ini memiliki hubungan positif. Jika profitabilitas
bertambah sebesar 1% maka Harga saham bertambah 0,501. Berarti peningkatan
profitabilitas mempengaruhi peningkatan nilai harga saham sebesar 50,1%. Pada
uji T yang dilakukan, apabila diperhatikan tingkat signifikansinya maka
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap harga
saham, dikarenakan tingkat signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Sehingga
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
profitabilitas dengan harga saham.
4.5.2. Hubungan Suku Bunga
terhadap Harga saham
Dari hasil analisis jalur yang
dilakukan maka dihasilkan koefisien jalur antara suku bunga terhadap harga
saham sebesar 0,156 (15,6%). Artinya bahwa jika suku bunga bertambah 1% maka
nilai harga saham bertambah 0,156 atau 15,6%.
Suku Bunga memiliki pengaruh langsung
terhadap harga saham sebesar 0,24%. Dari hasil uji t dapat dilihat bahwa
suku bunga dan harga saham memiliki pengaruh. Dengan demikian hipotesis
diterima. Akan tetapi hasil tersebut menggambarkan bahwa suku bunga dan harga
saham mempunyai hubungan positif.
4.5.3. Hubungan Suku Bunga terhadap Profitabilitas
Dari hasil analisis
jalur tentang hubungan suku bunga
terhadap profitabilitas, menunjukkan bahwa koefisien jalur sebesar – 0,045 artinya jika suku bunga bertambah sebesar 1%
maka profitabilitas berkurang sebesar 4,5%. Berarti suku bunga dan
profitabilitas memiliki hubungan negatif. Suku Bunga memiliki pengaruh langsung
sebesar 0,02% dan tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
profitabilitas. Akan tetapi jika dilihat dari tabel signifikansi menunjukkan
bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara suku bunga dan profitabilitas,
dikarenakan tingkat signifikansi > 0,05 yaitu 0,587. Hal ini berarti bahwa
Ho diterima dan hipotesis penelitian ini ditolak. Namun jika dilihat dari Beta
menggambarkan pengaruh negative. Hal ini tidak memiliki makna apabila
signifikansi dan uji t nya tidak terpenuhi.
SIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini terjadi karena
pada saat profitabilitas perusahaan properti dan real estate mengalami
peningkatan, investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
tersebut. Semakin banyaknya permintaan terhadap saham properti menyebabkan
harga saham juga semakin meningkat.
2. Suku
bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini
bertentangan dengan mayoritas teori yang ada. Banyak teori dan konsep yang
menyatakan bahwa suku bunga bank Indonesia berpengaruh negative terhadap harga
saham. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya hubungan yang positif
antara suku bunga dan harga saham. Salah satunya adalah pada saat terjadi
peningkatan suku bunga, permintaan rumah juga mengalami peningkatan melebihi
peningkatan suku bunga. Selain itu peningkatan suku bunga yang terjadi tidak
terlalu tinggi dan tidak berimbas menurunkan profitabilitas perusahaan.
3. Terdapat
pengaruh negative dan tidak signifikan antara suku bunga dan profitabilitas.
Hal ini terjadi karena kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia akan meningkatkan
suku bunga kredit pinjaman. Meningkatnya suku bunga pinjaman di bank akan
berimbas pada meningkatnya beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan,
meningkatnya beban pinjaman akan menurunkan profitabilitas perusahaan.
5 5.2. Saran
1. Dari
hasil analisis yang diperoleh ternyata profitabilitas mempengaruhi harga saham
perusahaan properti dan real estate. Hal ini berarti bahwa variabel
profitabilitas adalah variabel yang sangat penting. Oleh karena itu Perusahaan
sebaiknya meningkatkan profitabilitas perusahaan. Untuk meningkatkan
profitabilitas maka perusahaan harus mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi
baik yang diperoleh dari hasil penjualan maupun penyewaan rumah atau bangunan
lainnya. Dan perusahaan properti harus memperhatikan segala hal-hal yang mampu
mendukung peningkatan penjualan dan permintaan terhadap rumah dan gedung
lainnya. Apabila profitabilitas perusahaan tinggi maka para investor akan lebih
tertarik membeli saham perusahaan tersebut
dan mendorong naiknya harga saham.
2. Suku
bunga memiliki pengaruh positif terhadap harga saham, namun tidak kuat.
Walaupun demikian perusahaan tetap harus memperhatikan pergerakan suku bunga.
Suku bunga akan berpengaruh positif terhadap harga saham pada jangka panjang
dan berpengaruh negative dalam jangka pendek. Dengan demikian perusahaan
properti perlu mengamati pergerakan suku bunga. Sebaiknya ketika suku bunga
naik, perusahaan sebaiknya mengelola pinjaman tersebut dengan baik.
3. Bagi
investor yang ingin menanamkan modalnya pada perusahaan properti hendaknya
memperhatikan tingkat profitabilitas perusahaan dan suku bunga.. Dalam
penelitian ini hasil perhitungan menunjukkan adanya pengaruh negative suku
bunga terhadap profitabilitas. Namun pengaruhnya kecil. Akan tetapi tetap perlu
diperhatikan karena hal tersebut akan mempengaruhi deviden yang akan diterima
investor. Apabila deviden yang tersedia bagi investor sedikit, maka persepsi
investor terhadap perusahaan akan buruk sehingga hal tersebut akan menurunkan
minat investasi para investor. Akhirnya permintaan saham menurun,
profitabilitas menurun, dan akhirnya harga saham juga ikut menurun.
Comments
Post a Comment